Pagi tadi (2/3) sekitar jam 8.00, ane lihat rombongan mobil jenazah melaju dari arah Pasar Baru lanjut ke arah Jalan Merdeka barat lalu ke Jalan Thamrin dan Sudirman lalu berbelok ke arah Karet.
Sepanjang jalan memang si mobil jenazah berjalan kalem, namun…
Para pengantar bermotor bebek bertingkah urakan. Jumlah mereka sekitar 10-20 motor. dengan mengacung-ngacungkan bendera kuning mereka dengan berteriak2 meminta jalan kepada pengguna jalan lain. Bahkan saat semua berhenti di lampu merah, mereka membunyikan klakson keras-keras dan memainkan gas motor bebek mereka secara berlebihan.
Hal ini terus berlanjut hingga rombongan memasuki Jalan Thamrin..para pengantar bermotor bebek ini seakan diberikan kesempatan untuk berkendara ugal-ugalan. mereka riding zig-zag dan tak segan-segan menutupi laju pengendara lain yang menghalangi jalan.
Bagaimana dengan aparat polisi?
Melihat gelagat tersebut pak polisi yang bertugas di lampu merah seberang gedung Indosat seakan teringat kepada akhirat..Mereka malah mengizinkan rombongan tersebut menerobos lampu merah, padahal jumlah polisi saat itu cukup banyak, lengkap dengan motor Yamaha XJ900 dan beberapa mobil polisi yang terparkir di sana.
Sungguh pemandangan yang mencerminkan keterbelakangan mental masyarakat dan ketidakmampuan aparat dalam mengedukasi dan mengatur kegiatan masyarakat.
Seandainya ane kelak meninggal dunia, ane titip pesan kepada kalian yang akan mengantar jenazah ane untuk tidak melakukan konvoi seperti itu, karena secepat apapun ane sampai di liang lahat ane akan tetap tak bernyawa dan tidak penting untuk didahulukan. Di samping itu ane tak ingin membebani yang masih hidup dengan dosa karena mengganggu orang lain di jalan dengan berkonvoi.
Namun ane saat ini masih hidup sehat wal afiat, Jadi ane ingin berbuat sesuatu melalui RSA (Road Safety Association) yang tengah melakukan pendekatan ke MUI. Paling tidak selain mendesak MUI untuk mewajibkan penggunaan helm bagi pengendara motor seperti yang mereka lakukan kemarin, ada beberapa hal lain yang ingin ane tambahkan yaitu:
1. Mengajak MUI untuk mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan hal yang merugikan pengguna jalan lain ketika mengantar jenazah. tidak perlu konvoi, tidak perlu minta keutamaan hak berkendara, tidak perlu berkendara ugal-ugalan.
2. Mengajak MUI untuk mengedukasi para peserta acara rohani agar tidak berkendara secara berkelompok ke lokasi acara, karena berpotensi menimbulkan konflik di jalan dan mengganggu pengendara lain.
Tentunya kedua hal yang ane sebutkan di atas jauh lebih berguna dan bermanfaat bagi masyarakat ketimbang mengeluarkan fatwa terhadap suatu hal yang urgensinya tidak krusial.
Ketika Pemerintah melalui peraturan dan perundang-undangan belum cukup mampu untuk mengatur kegiatan masyarakat, maka ane harapkan organisasi sosial dapat bergerak untuk lebih mencerdaskan dan mengangkat derajat intelektual masyarakat Indonesia sehingga kesenjangan intelektual dapat dihilangkan.
Demikian curhat ane hari ini, semoga pihak terkait yang ane sebutkan di atas dapat terketuk pintu hatinya melihat kenyataan yang ada di masyarakat.
foto:
bodats.wordpress.com
Kesel gw jga bro
prnh ada rombongan jenazah papasan ma gw d jln truz selang bbrp meter mereka memukul2 mobil yg menghalangi laju mereka dgn kayu bendera kuning yg mreka pegang..
So jagoan bngz nich,
mentang2 kaum mayoritas…
salah kaprah, mereka yang sok penting itu = menyalahgunakan wewenang = korupsi peran,
sama juga dengan rombongan motor besar yang minta kendaraan lain pada minggir, padahal mereka jelas-jelas lewat buat hobby buat senang-senang saja. kenapa harus meminggirkan kendaraan lain yang siapa tahu malah lebih punya kepentingan lebih.
sering baca 2 katanya moge2 sekarang sudah sopan, tapi kenapa kenyataan yang saya lihat mereka tetep aja menyuruh minggir kendaraan lain.
nah betul itu pakde…justru komunitas Moge yg perlu ditertibkan…mentang2 isinya orng yg masih berkuasa + para mantan orng berkuasa….seakan2 kebal sama hukum yg selama ini ternyata bisa dibeli…ck….ck….ck
Saya setudju bro…
Benar2 mencerminkan keterbelakangan mental masyarakat kita…
Udah gitu sering ane lihat pada ga pake helmet…
Tapi kebiasaan tersebut tak lepas dr peran polisi yg selalu bertindak membiarkan, lha jadinya klo org jawa bilang “Tuman”, maksudnya jadi kebiasaan gitu…
Dan selain iring-iringan pengantar jenazah, iring-iringan suporter sepakbola dan kampanye juga sama saja, mereka sok berkuasa di jalan..
Dan juga iring2an klub motor gede, bahkan klub motor bebek aja udah mulai ikut2an berlagak sok berkuasa ketika lagi perjalanan touring..
Apa mereka itu bs disebut seorang Bikers sejati??? Hah!! Mereka hanyalah orang2 sok!!!
setuju gan !
saya jg sering nemuin kya gtu dijalan,paling dlm hati cuman bsa bilang ” ni orang udah mati msh ngrepotin orang aja ”
kalo untk pak polisi saya kira itu serba dilematis bro.
@nadhif. orang matinya sih biasa aja. pengiringnya itu lho yang memanfaatkan orang mati. lagian emang perlu ya pake iring2an?
betul pakde,saya yakin orang yang mati itu semasa hidup gak pernah pesen kalo mati agar diistemewakan. Biker2 kampungan itu aja yang sok penting.
Ndilalah mereka kok ya naik bebek,jadi kelihatan banget kerenya…
Coba mereka naik harley(moge),saya yakin gak akan muncul artikel ini..
yah bro..kalao pengantarnya bermoge, SEHARUSNYA mentalnya tidak seperti pengendara bebek yang ente sebutkan
SEHARUSNYA kasta motor setingkat dengan kasta attidude pengendaranya..
ok bgt bro..!
well…ada dalam undang-undang no. 22 pasal 287 ayat (4) tidak memberikan hak utama kepada pengantar jenazah di denda 250 ribu atau kurungan 1 bulan lho. walau iring2annya gak pake helm, kali2 aja polisinya takut di denda gitu deh.
Tuh dasar hukumnya, kalo ga suka dengan regulasi nya silahkan ajukan ke MK.
pengantar jenazah dan konvoi resmi memang diutamakan bro gw setuju2 aja, yg penting santun dlm menggunakan haknya. yg ngak habis pikir kalo ada penggede lewat yg tidak konvoi alias sendirian dan tdk berdinas tapi lagaknya kaya konvoi pejabat tinggi aja…
lagian kan org mati cuma sekali aja dari seumur hidup xi xi xi xiiiii
Hmm lebih baik berbaik sangka saja karena ada hadits rasul yang menyuruh untuk menyegerakan memakamkan orang yang meninggal.
“sampaikan walau satu ayat”
Peace