Sejarah
TVS Motor Indonesia, nama TVS ini ane dengar pertama kali tahun 2006 sewaktu membuka iklan lowongan kerja di Career Development Center (CDC) ITB. Kala itu TVS membuka lowongan kerja untuk posisi Mechanical Engineer. 3 tahun kemudian ane baru ngeh bahwa TVS itu adalah produsen sepeda motor terbesar ketiga asal India. Perusahaan yang didirikan oleh TV. Sundaram Iyengar pada tahun 1911 ini memiliki banyak anak perusahaan, diantaranya TVS Motor. Usil gothak-gathuk…ternyata TVS sudah mulai berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2006 dengan membangun fasilitas produksi senilai 50 juta US$ di daerah Karawang.
Strategi Investasi
Wah..dengan strategi investasi seperti ini, membangun pabrik terlebih dahulu kemudian baru berjualan motor mengingatkan ane kepada produsen motor terbesar di India yaitu Bajaj yang produknya sudah dikenal lebih dulu di Indonesia dengan varian Pulsar-nya. Menilik strategi Bajaj yang memilih untuk berjualan motor secara import bulat-bulat alias CBU hingga tahun 2008 jelas berbeda dengan TVS. Tersiar kabar bahwa Bajaj baru akan membuka pabriknya pada tahun 2011.
Dengan strategi marketing ini, ane dari sisi konsumen menilai Bajaj terkesan “icip-icip” pasar dahulu dengan memasukkan “tester bunny” nya ke pasaran Indonesia..dan ternyata motornya laku!! Ya jelas, ketika konsumen lelah dan bosan dengan motor yang itu-itu saja, Bajaj sukses mengambil kesempatan dan telah membuka dealer di beberapa pusat kota besar di Indonesia.
The Man Behind The Gun
Tercatat ada Pak Darmadi Tjuatja yang sebelumnya pernah 20 tahun lebih bergabung bersama Indomobil, ATPM Suzuki dan juga terdapat beberapa staff manajemen yang dulunya ada di Honda (AHM). Diperkuat lagi dengan adanya Pak Juwono Sudarsono di jajaran Komisaris, semakin memperkuat TVS untuk mengambil ceruk pasaran motor Indonesia dari genggaman Jepang.
Lalu kedepannya bagaimana?
Oke..kita kembali ke TVS, dengan strategi bangun pabrik dulu, dagang kemudian, TVS sedikit kehilangan momen emas yang keburu disikat Bajaj. Oleh karena itu dara pengamatan singkat ane terlihat bahwa TVS memilih untuk memperkuat basis marketingnya di wilayah suburban, alias dari pinggiran menuju ke pusat. Namun karena pabrik sudah berdiri maka keuntungan bagi TVS adalah harga produk bisa lebih murah karena seluruh kegiatan produksi dilakukan di Indonesia dan konsumen secara jangka panjang akan melihat bahwa TVS benar-benar serius menggarap market Indonesia!
artikelnya TVS, tapi saya pengen ngomongin untuk salut pada Bajaj. ibaratnya, Bajaj berjudi dengan ngeluarin motor sport…..yang laku berapa sih setiap bulan??? kalo sekedar icip-icip saja n ternyata hasilnya sangat menggembirakan, mudah2an setelah emang jadi diriin pabrik ndiri, bisa bikin motor batangan yang lebih variatif, apalagi setelah kolaborasi dengan KTM…
Om Ben…itu kok fotonya dikasih kembang??…apakah termasuk penglarisnya TVS??….xixiix
weleh..itu mah bunga dari sononya..budaya india kali..
apa ada prod.nya tvs yg 250cc ke atas ?
Belum ada bro..belum berani mereka..
bukan belum berani..tapi akan diluncurkan yang cc nya lebih tinggi,…soalnya TVS kwn jadi pemimpin pasar auto bike…tul gk…?..betul itu…!!!
Kenapa kalah gaung ama Bajaj yang baru icip-icip yah
padahal TVS udah masuk AISI segala
gongnya waktu itu cuma bawa yang kecil jadi salah bawa,yang besar ketinggalan di india…..he..he
Gak jamin, masuk AISI pasarnya meningkat. Tetap saja brand dan after sales bagi orang Indonesia sih. Lihat saja Kanzen, yang asli bawa nama Indonesia. Susah juga lakunya.
Harus ada yang bersifat revolusioner, lain dari yg lain, terus iklannya gencar.. wah pasti banyak yang kenal jadinya (minimal dilirik lah) hehehe….
Well, kalo saya sih yakin TVS motor bakalan sukses ditahun2 mendatang karena selain basis produksi sudah di Indonesia otomatis kandungan lokalnya juga bertambah banyak. Di tambah lagi dengan masuknya beberapa (mantan) petinggi dari ATPM lain seperti Pak Darmadi Tjuatja yg notabene sukses membangun pasar motor Suzuki di Indonesia. Belum lagi produk2 yg semakin variatif untuk mengisi segala segmen, mulai dari bebek sampai dengan sport (tinggal tunggu aja skutiknya).
Semoga konsumen Indonesia semakin pintar memilih produk berkualitas dan “value for money” nya tinggi.
Bravo TVS..
kta bsa lihat sendiri kan motor TVS mamang bnyak klebihan di banding motor kebanyakan di INDONESIA ini…..
saya bkan na membangga – bangakan karna saya kerja di TVS tapi kenyataan nya memang seperti itu adaya……
TVS itu adalah motor orang pintar,…orang pintar pasti pilih TVS…hmmmm yes..
mana ada selain TVS,,yang ada fasilitas MP3-nya? kalo yang pake Roda karet warna hitam udah banyak…tul gk tuh,…TVS sangat inovatif designnya….,IND..banget lah…,liat aja tuh filmnya dah nyampe hollywood..skarang pindah ke bollywood..he..he, pasti ente setujukan kata ane…?!
udah..tunggu apa lagi, …beli TVS skarang ….yang lain udah pasti banyak kurang nya….he..he..,emang betul kan..
6 bulan pakai TVS Rock Z mantap, mesin bagus. Cuma perlu saya sampaikan : 1. Rantai cepat kendor dan gir cepat runcing. 2. Ban mudah panas baru dipakai 20 km dan itu velg racing ikut panas juga, yg akhirnya berakibat ban dalam bocor. 3. Strategi pemasarannya tidak luwes (tidak bisa mengikuti apa yg di inginkan konsumen dan apa yg berlaku di dunia marketing). Jelasnya : motor merk baru, harga mahal, dan uang muka terlalu tinggi bagi konsumen yg ingin beli secara kredit. Sedang motor merk yg sudah tahu kehandalannya ringan DPnya. Mohon dipertimbangkan dan maju terus!
@ Mas Agung Yurnalia >>>> BETUL….BETUL…BETUL….
Orang dagang tuh musti luwes, mau jualan apa aje kek…LUWES
Orang tadinya mau beli…cuma gara gara PENJUALNYA KURANG LUWES
jadi ……………..KABURRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR……