Kawan, para pejabat elite kembali menggelontorkan isu kebijakan yang kontroversial, motor akan dibatasi peredarannya di jalan.
Rencana para pejabat pemerintahan berhembus bahwa pasca Lebaran 2010 ini, akan dilakukan larangan terhadap roda dua untuk melintas di koridor busway sepanjang Blok-M hingga Kota. Yah..namanya juga masih rencana..tapi kalau sudah masuk tahap uji coba, biasanya rencana tersebut akan jadi nyata dan diberlakukan seterusnya.
So bagaimana seharusnya kita bersikap?
Mari kita berpikir lebih luas. Apakah benar motor adalah biang kemacetan yang harus dibasmi layaknya hama?
Menurut ane, seluruh moda transportasi darat mempunyai kontribusi untuk memacetkan lalu-lintas. Menurut diktat mata kuliah Dasar-Dasar Trasportasi yang ane pelajari di semester III, definisi kemacetan kurang lebih adalah sebuah kondisi dimana volume kendaraan lebih besar dari kapasitas jalan.
Simplenya..coba isi selang berdiameter 10 cm dengan batu kerikil beraneka bentuk dan ukuran dan pasir yang halus hingga kasar lalu hadapkan ujung selang yang satu lagi ke bawah. ketika material bebatuan dimasukkan dari ujung selang yang satu, maka gravitasi akan menarik bebatuan tersebut turun.. Teruskan masukkan semuanya hingga pada suatu saat selang menjadi penuh. Nah inilah kondisi macet. Selang tidak mampu menampung seluruh bebatuan yang melewatinya.
Dalam ilmu transportasi dasar, batuan tersebut dianalogikan sebagai beraneka ragam kendaraan yang melewati jalan dan gravitasi adalah bangkitan atau motif sang pengendara yang bergerak menuju suatu lokasi.
Selang dan bebatuan hanyalah permodelan sederhana, bagaimana dengan jalanan dan seisinya dimana terdapat persimpangan dan berbagai interaksi antar pengguna jalan yang berpotensi memacetkan dan menimbulkan konflik arah.

pedagang pinggir jalan menimbulkan friksi
Oh ya, jangan lupakan yang namanya friksi. Dalam dasar transportasi, friksi adalah segala macam gangguan samping di jalan, bisa berupa pasar kaget, pedagang pinggir jalan hingga peengguna jalan yang berhenti seenaknya.
Jadi dengan pemaparan global tersebut, layakkah sepeda motor diberi gelar “Si Pembuat Macet”?
Jawabnya: Bisa Jadi. Lho mengapa demikian?
Ya, pada suatu kondisi di jalan tertentu pada waktu tertentu, bisa jadi sepeda motor merupakan elemen lalu-lintas (traffic element) yang berkontribusi terbesar terhadap kemacetan di ruas jalan tersebut. Entah itu karena perilaku pengendaranya yang seenaknya berhenti di pinggir jalan sehingga menyebabkan friksi, adanya puluhan bahkan ratusan sepeda motor yang menyemut beramai-ramai melanggar garis putih di sebuah persimpangan sehingga memacetkan dan membuat konflik bagi kendaraan dari arah lain.
Apakah hanya motor yang berkontribusi seperti itu? Gak juga lho, kendaraan roda empat bahkan angkutan umum juga berpotensi memacetkan. Misalkan di jalan protokol yang menuju sebuah terminal. Terlihat jelas di sana bahwa bis dan kendaraan umum berukuran menengah hingga besar bertumpuk di sana. Dan tidak ada motor tuh..
Kasus lain..ketika ada mobil pejabat melintas dan lalu-lintas dari arah lain harus di-blok. maka akan terjadi antrian selama beberapa waktu.
So..what is the root cause?
Ya jelas, jalanan kota besar seperti Jakarta ini macet karena adanya volume kendaraan yang memasuki ruas jalan pada satu waktu sehingga menimbulkan macet di ruas jalan.

unjuk rasa, salah satu penyebab macet
Kenapa volume kendaraan meningkat? Nah ini bisa ditanyakan ke orang-orang terdekat ente. Biasanya jawaban akan berkutat seputar Degree of Comfort (DOC) yang ingin dicapai seseorang. Well..manusiawi jika seseorang menginginkan kenyamanan bagi dirinya dan sayangnya saat ini transportasi massal tidak lagi dianggap nyaman sehingga masyarakat berbondong-bondong membeli kendaraan pribadi untuk mencapai DOC tersebut.
Keinginan masyarakat mencapai DOC di jalan adalah sebuah demand bagi produsen kendaraan yang akan menghasilkan supply. So..lihat saja ATPM kendaraan bermotor beramai-ramai menarik calon konsumen untuk membeli kendaraan pribadi.
Terjadi privatisasi di jalan ya..hehehe..semuanya maunya privat..alias serba pribadi. Naik kendaraan umum. sudah jorok, lambat, mahal. Siapa yang mau? Makin lama peminat kendaraan umum akan berkurang dan efek jangka panjangnya jalanan semakin macet.
Jadi buat Bapak-Bapak Pejabat Pemerintahan Yang Terhormat, jika ingin membenahi keruwetan ini, ane sarankan, mulailah dengan memperbaiki kualitas pelayanan transportasi massal. Buatlah transportasi massal menjadi nyaman, aman, tepat waktu, mudah diakses dan terjangkau semua kelas masyarakat.
Niscaya masyarakat akan dengan sendirinya beralih kembali kepada transportasi massal.
Jadi kebijakan pembatasan kendaraan pribadi, ane dukung full..!!! tidak hanya motor lho..mobil juga harus dibatasi…!!!
DENGAN SYARAT transportasi massal diperbaiki kualitasnya.
Bagaimana bapak-bapak pejabat kota…BISA???

gak bisa..? kumismu dicukur aja tempel di ketek..
numpang artikel senada…
Kemacetan dimana-mana, jarak 25km bisa ditempuh 1-2 jam dari yang biasanya paling lama hanya 45 menit saja. Apa yang terjadi di jalanan Jakarta?
Pemerintah bukan tidak mampu tetapi tidak mau membenahi Transportasi Publik. Penambahan ruas jalan bernilai trilyunan rupiah bisa dianggarkan, tetapi untuk pembenahan transportasi publik? Nol besar. Indonesia sebenarnya sudah memiliki belasan konsep canggih dalam mengatasi …permasalahan lalu lintas, semisal monorel, subway, waterway, bla bla bla….terakhir busway yang sudah running namun masih jauh dari faktor aman dan nyaman serta terjangkau secara akses maupun finansial (?)
Namun saat masuk tataran pelaksanaan? Berbagai kepentingan bermain, utamanya kepentingan bisnis….lihat sisa2 proyek monorel di beberapa ruas jalan di Jakarta? (Entah sekarang mungkin sudah tidak bersisa) sudah habis berapa uang untuk hal …”sia-sia” tersebut?
lanjut? …. http://subiakto.wordpress.com/2010/08/02/transportasi-publik-riwayatmu-dulu-atau-kini/
ya sangat setuju
Benahi , optimalkan, dan maksimalkan yang sudah ada terlebih dulu.
Busway diperbanyak, armadannya juga dirawat, jangan berdecit kayak angkot.
(Aku selama naik busway kok 80% nya berdiri, cuma 20% duduk)
Kopaja, Metromini, Kopami dan sejenisnya mohon diperbaiki penampilan fisiknya, kenyamannannya.
Yang namanya bajaj roda tiga itu juga ditertibkan, maksudnya tetap jalan, namun dipermak agar nyaman, dan pengendaranya tertib.
Klao angkutan umum enak semua, kayaknya yang pake motor lama2 beralih dengan sendirinya
Setuju
Cukur kumis ny tempel di ketek
I Like This
Wacana itu gak bakal berjalan koq…
SETUJU!!!
masalah yg paling mendasar adalah TIDAK adanya transportasi umum yg aman dan nyaman, terbukti busway tidak memberikan solusi karena TIDAK komprehensif.
seharusnya pemerintah belajar ke negara yg sistem bis nya terpadu serta aman dan nyaman seperti spore. sayang pemerintah kalau belajar mau nya yg jauh2, biar uang perjalanannya banyak dan sekalian jalan2….
walahhh…om ben sabar donk…masa kumis pak gubernur mo dicukur terus ditempel diketek lha nanti kalo keteknya gondrong khan nggilani…. 😀
Yg perlu dipikirin adalah gimana nasib penyandang cacat yg mobilitasnya hanya Motor beroda tiga… mo naik angkutan umum susahhh… naik angkot dicemberutin… naik kereta ga kebagian tempat… naik metromini, gimana naiknya…. kalo sampe peraturan itu diberlakukan seh gapapa asal para aparat itu mau gendong kami or tega ngeliat kami ngesot dijalan…. negeri ini emang ga ramah buat penyandang cacat…..
yah oom…jangankan para penyandang cacat…lha wong ibu2 hamil dan lansia aja sering dicuekin..gak ramah blas..!!! emang kacau nih sistem transportasi kita..
gue dukung ben..
setelah lebaran kita foto-2 di sudirman thamrin yok.. barangkali kita bisa bikin campaign kecil-2 an dan mungkin terakhir kali motor boleh lewat situ..
Deal..hayuk kita foto2 momen bersejarah itu..
Sekalian manasin lensa..hehe
kayaknya yang bikin macet anak sekolah, buktinya hari ini gak macet, kan anak sekolah pada libur…
kalo gitu, anak sekolah aja yang gak boleh sekolah, gimana?
Kalau mau dibatasi ya semua kendaraan pribadi jangan cuma motor. Coba liat klo jam pulang kantor di Gatot Subroto. Satu mobil isinya cuma satu orang??!!?? Kalikan 100 orang dalam 1 kantor, kalikan 100 kantor dalam 1 ruas jalan. Apa ga bikin macet???