Blue Ocean di Sport-Touring, Yamaha Ayo Riset TDM..!

Kembali membahas Blue Ocean Strategy yang secara singkat bisa didefinisikan membuat pasar sendiri, keluar dari pasaran sebelah yang sudah red, yang sudah jenuh, yang sudah saturated dengan kompetitor yang berjualan barang yang sama.

Peta Konsumerisme Motor

Dalam dunia persilatan permotoran Indonesia juga demikian. Terlihat jelas makin rendah segmen market sebuah produk, makin ramai kompetitor saling senggol, saling sikut untuk merebut hati konsumen..padahal produknya yaaagh..low-end banget. Tapi peminatnya banyak. sesuai peta konsumerisme Indonesia pada segmen low-end ini yang didominasi faktor kebutuhan.. “yang penting punya motor..mbooh deh dikatain cupu, asal bisa berpindah tempat dari rumah ke tempat kerja”. begitu kira-kira pemikiran para konsumen.

Nah, bagaimana jika barang yang ada di segmen hi-end atau mid-end digeser masuk ke ranah low-end?

Bisa saja sih, asal jangan salah langkah..nanti bisa-bisa gatot (gagal total) kaya CS-1. Hmmm..kalau gitu bisa diambil kesimpulan yah. Pada segmen market low-end dimana rasio konsumen dominan, jangan coba-coba memasukkan barang nyeleneh.

Naik kelas dikit ke mid-end, di sini rasio dan selera konsumen mulai bermain. Mereka butuh motor tapi juga butuh style..“yaagh,gak papa deh mahal dikit asal motor gue gaya” begitulah kira-kira pemikiran konsumen.

Pasaran mid-end sangat menjanjikan, terbukti Honda dan Yamaha sudah saling gempur antara New Megapro dan Byson. Tetapi masih mungkin menciptakan blue ocean di sini. Misalkan saja pada jenis motor sport-touring seperti Honda Varadero.

Berhubung belum ada yang mulai menabuh genderang di segmen ini, Yamaha bisa mulai dengan meriset TDM series nya untuk kelas mid-end. Ini berandai-andai saja sih..Bayangkan sebuah motor sport-touring ala TDM 850 tapi dengan mesin 225 cc ala Scorpio..Hmmm..

Bagaimana menurut ente?