Tergelitik artikelnya bro Maskur di sini, ane jadi ingin sedikit me-review kisah dunia persilatan permusikan Indonesia yang sejak dulu selalu ane kagumi, namun belakangan ini sedikit meredup karena maraknya trend MP3 dan juga pembajakan. Lepas dari hal tersebut, ane ingin berceloteh sedikit mengenai musik-musik yang lagi nge-trend di kalangan anak muda saat ini. Kebanyakan dari musik tersebut beraliran pop dan sedikit rock (katanya), karena klasifikasi genre musik dapat dikaburkan dan digeser-geser sesuai selera, maka banyak band ataupun personal yang seolah tersesat kedalam definisi genre itu sendiri.
Membahas trend musik yang disebut “alay” simple saja. Sejak trend lagu-lagu dari band “Es Teh Dua Gelas” yang disisipi aroma melayu yang mendayu-dayu itu laku keras, ibarat industri motor yang gemar mengekor sukses pemain lama, maka pemain baru di musik pun bermunculan. Sehingga ujungnya ranah musik Indonesia mengalami “gradual degradation” dalam hal skill dan cita karya bermusik.
Ini jelas bukan semata-mata permintaan selera pasar alias konsumen. Para penentu kebijakan trend dibalik industri musik lah yang pantas bertanggung jawab. Musik adalah salah satu sarana edukasi yang dapat mempengaruhi aspek psikologis pendengarnya. Jadi seperti menonton televisi, mendengarkan musik pun harus selektif.
Bondan Prakoso dan band barunya yang bernama Fade 2 Black adalah salah satunya,mereka kini sedang naik daun dengan hit nya “Ya Sudahlah”. Mendengar lagu ini pertama kali di dalam angkot Cicaheum-Ciroyom di Bandung, ane heran dengan lirik lagunya. Wow…Sangat ear-catching, bisa langsung menempel di benak orang pada umumnya.
Namun menilik ke belakang, ane ingat betul betapa sulitnya memainkan bass. Maklum..ane juga pernah mengisi posisi bassist waktu SMU. Menurut ane mas Bondan ini skillnya bisa lebih dari sekedar memainkan lagu yang “mudah” seperti “Ya Sudahlah” ini.
Buat ane lagu “Ya Sudahlah” ini masih ane kategorikan lagu untuk kaum alay. Liriknya bagi ane terkesan membuat orang menjadi mudah berpuas diri, melarikan diri dari masalah dan menjadi malas..Ketemu masalah sedikit “ya sudahlah”. Gak baik itu. Bukankah setiap masalah harus dihadapi agar kita menjadi lebih tegar?
Teringat pesan moral yang ane serap dari begitu banyak pesan tertulis Mas Rudi Triatmono aka. Juragan Rondo dalam sebuah milis, yang ane simpulkan bahwa untuk mencapai sebuah achievement, kita harus berusaha keras, jangan hanya mengandalkan orang lain atau malah iri dengki kepada yang lebih sukses. Ada harga untuk mencapai sebuah sukses. Begitu pesan yang dapat ane artikan. Kurang lebihnya monggo Mas Triatmono betulkan..
Coba seandainya Mas Bondan ini skillnya di-unleash pada level permainan bass yang lebih sulit dan menantang misalnya dengan mempopulerkan progressive rock atau funk. Pasti para penikmat musik Indonesia akan sangat respect menikmati musik-musik berskill tinggi yang disajikan. Tak hanya mampu bersenandung lagu yang mengandung kepasrahan, penyesalan dan hepi-hepi semata. Seperti waktu di Funky Kopral dulu..Waduh..ane terkesima melihat permainan slap bass mas Bondan dalam album tersebut.
Kalau mas Bondan tetap bertahan dengan style bermusik seperti ini..Walaaah..itu sama saja seperti menaruh mesin V4 ala Aprilia RSV ke dalam form factor motor bebek..

ini mesin Aprilia RSV4..

ini motor bebek...
Jiaaahhh…Waguuuuu…!!!
Ayo maju terus mas Bondan Prakoso dan rekan, engkau bukan ditakdirkan untuk menjadi musisi kelas motor bebek..tapi kelas motor sport ke atas deeeegh…
sumber gambar: googling
pertamaxx
Keduax
wah jadi tulisan nih
Naluri musisinya tersentil rupanya
hehehe…sekali2 bikin artikel KW2..KW1 nya kan sudah sampeyan tulis.. 😀
bondan sedikit menggadaikan idialisme tuk cari bekel kali ….
ayo bondan tinggal bangun rangka body buat V4 nya ….
lagu bondan prakoso yg kusuka ada 2, kroncong protol (gabungin kroncong, hiphop, dan pop) dan juga si lumba-lumba
eman-eman skill-nya..,
tapi ada juga to om lagunya bondan yg masih nge-beat n skillfull, macem respect,stay on the line, trus opo maneh aku lupa judule, tapi sayange cuman ‘orang2 tertentu’ tok yang suka, kebanyakan kenalnya yg bunga,ya sudahlah,kroncong protol dll yg justru lagunya cenderung flat..
wah temen sefakultas ane dibahas nih hihihi…btw.cewenya keren2 lo…
nggaknyambung.de
sebenernya bondan dulunya kaya Bimota,
sekarang kaya Honda xixixi..jualan banyak, tapi mesin topnya masih ada, cuma di indonesia ga tersalur, pasarnya keciiiiiiillian
tapi di dunia secara umum pun trendnya begitu, banyak yang bilang masa keemasan musik itu 80-90an..
sebagai musisi aktif, ehm ehm…, menurut ane, prinsipnya keadaan ideal kalo mo maen musik sekaligus mau tajir itu::
dicintai pasar, tapi tetap disegani musisi..
kaya Queen lah…masih the best..band..
kalo di indo, kaya pas band kali ya..mana tuh band???
idealisme bisa berubah dari waktu ke waktu.. Terutama bagi artis yang dikontrak major label.. So.. Selera saya akhir2 ini mulai bergeser ke indie..
permisi Om…mo nimbrung neeh…
Kalo saya sih paling demen wagtu Bondan masih ama Funky Kopral….masih pada abg,tapi skillfull,dan ”beda” dari yg laen….sekarang sih masih mending,daripada yang Me-tal2(melayu total!!)
la wong rabi kan butuh nguripi anake wong to om..menawi ngeyel ngetutke idealismene dewe,nyonyane mboten saget spa nan ngoten..
-menawi klakustik pripun?budi harjono drum,thomas ramdhan bass,trus henry lamiri biolane..-
klakustik iku musik apik mas…aku doyan banget..
band jepang macam L’Arc~en~Ciel suka bro,??
lagu rock yg gak pernah bosen tuk di dengar cuma satu menurut ga yaitu Green day ~ Jesus of suburbia
Laruku?
Gitu kan bacanya?
Suka lah..permainannya gak statis..dinamis banget..apalagi bassist nya permainannya muter2.. 🙂
Lagu bollywood gimana mas ben? Suka gk?
Xixixixi….
oom ben, saya tuh suka ama mas bondan waktu nyanyi si lumba-lumba
F2B bukan bandnya mas, cuma proyek nemenin nyanyi gitu.. jadi kebawa rapnya deh. sampe skarang sih masih feat. F2B terus, banyak alesannya jg kali ya kenapa bgitu. jadi F2B bernaung di bawah management B-Entertainment, milik Bondan Prakoso, selepas bandnya Funky Kopral yg kemudian mnjadi FunkKop, namun lama ga kedengeran setelah mawarku dulu itu. klo ga salah bassis barunya Ilham ya..
mana ben yg katanya mirip guah …. :p
namanya selera beda2 mas..
kalo ndangduth koplo lebih keren kayaknya..
Ibarat tauh mesin Sonic di body CS1, itu udah cukup menggambarkan si bondan…
dari pada mual band lah…. hahahaha….
betul juga bang ben, sejak awal 2000 an, ketika pembajakan dan mp3 marak di pasaran, mulai deh, band – band KW2 bermunculan, trus demi cari makan ( dalih eksistensi ) maka mulai banyak band – band KW1 yang secara skill itu sebetulnya powerfull tapi mereka merendahkan kemampuan bermusiknya dengan alasan menyesuaikan selera pasar, secara tren sekarang kan musik di indonesia itu nyak band2 kayak es teh 2 gelas, dll dengan aura melayu wagu…………..
di album bondan feat. F2Bnya sebenernya banyak lagu yang lebih “rumit” mas..cuma ya itu..kembali ke pihak produser dan publisher…lagu mana yang lebih bisa diterima pasar 🙂
yang penting secara total idealisme seorang bondan tidak luntur hanya karena desakan trend semata…bukan sekedar genjrang genjreng bikin lagu pake kunci A,B,C terus rekaman dan terkenal
basis sekelas indro hardjodikoro dan barry likumahuwa aja “cuma” jadi pengiring aja kan aktivitas rutinnya 😀
jaman skrg ga perlu susah bwt bikin lagu.. yg penting laku.. n ga wagu.., org gagu aj bs nyanyi pupu pupu putus lagu… eh lagi.
…amazing…
realy very good…
saya ngertinya musik deathcore dan melodici death metal dengan steman gitar drop DGCFAD pakai senar .012-.062
saya ngertinya musik deathcore dan melodic death metal dengan steman gitar drop DGCFAD pakai senar .012-.062
yang ada malah lu kali yang ALAY !!! malah super ALAY !!!