
pemusnahan knalpot racing
Yuk coba kita ingat-ingat kembali tentang razia yang melibatkan knalpot racing. Bahkan karena knalpot racing ini, majalah Motorplus sempat menuliskan artikel tentang imbas pelarangan penggunaan knalpot racing karena suaranya yang bising. Kalau dipikir-pikir kenapa ya untuk penggunaan harian harus memakai knalpot racing? biar cepat? biar bisa ngebut? biar keren? hmmm…masa sih?

knalpot racing sitaan
Padahal dalam UU no. 22 sendiri belum dijabarkan dengan pasti tentang batasan eksak batas kebisingan knalpot, sehingga pada pelaksanaan di lapangan, para Polantas lebih banyak bersikap subjektif dan ujung-ujungnya mengambil langkah diskresi, alias kebijakan aparat Polantas dalam menyikapi kebisingan knalpot ini.
Sementara itu Peraturan Pemerintah (PP) mengenai lalu-lintas belum kunjung diturunkan oleh pemerintah. Sejatinya, jika PP ini turun diharapkan batas kebisingan dan hal teknis dan detail seputar kendaraan dan lalu-lintas dapat disebutkan dan menjadi pedoman pasti untuk menghindari subjektivitas.
Masih segar dalam ingatan kisah seorang kawan yang dilepas paksa knalpot racingnya oleh pihak Polantas karena ia menggunakan knalpot racing yang memang suaranya lebih bising. Padahal ia sempat berargumen bahwa belum ada aturan dan angka kebisingan yang pasti, namun Polantas tetap mengeksekusi knalpot racingnya.
Pro-kontra pun timbul seputar batas kebisingan yang pasti. Bagaimana dengan moge seperti Harley-Davidson yang “dari sononye” sudah bersuara menggelegar dengan knalpot standar? Bagaimana dengan Kawasaki Ninja 150RR atau Yamaha RX-King yang juga bersuara memekakkan telinga ketika betot gas?

knalpot motor 2-tak
Ah..itu subjektif sekali…tak bisa diambil batas kebisingannya.
Nah..berhubung saat ini gadget berbasis Android sedang naik daun, ane mencoba menggunakan salah satu software bernama Tricorder. Ya, jika ingat film Star Trek pasti tahu dong apa itu Tricorder. Sebuah perangkat genggam yang berisi sensor untuk mendeteksi gejala-gejala seperti anomali elektromagnetik hingga mendeteksi bakteri.
Dengan filosofi yang sama, Tricorder for Android ini memiliki fungsi yang hampir sama diantaranya dapat mengukur akselerasi, kecepatan, gelombang elektromagnetik, bintik hitam matahari dan terakhir…level kebisingan yang dinyatakan dalam desibel.
Ane mencoba mendekatkan Motorola Milestone ane yang sudah terinstall Tricorder ke knalpot Bajaj Pulsar pada jarak sekitar 10 cm dari lubang knalpot, dan hasilnya bervariasi antara -24 s/d -27.9 db (desibel). Perlu diketahui bahwa skala tersebut dalam angka minus, yang artinya, semakin kecil angkanya, maka semakin bising.
Ketika didekatkan pada Ninja 250 pada jarak yang sama, hasilnya menunjukkan angka -23.8 db..Nah ini berarti knalpot Ninja 250 sedikit lebih bising dibanding knalpot Pulsar 180.

interface Tricorder for Android
Tentunya pada pengujian ini harus diperhatikan kondisi ambience alias tingkat kebisingan di sekitar lokasi. Jika relatif bising, maka akan dapat mengaburkan hasil pembacaan Tricorder.
Meskipun demikian, software Tricorder for Android ini dapat membantu bapak-bapak Polantas untuk menentukan batasan kebisingan yang jelas dan tidak subjektif lagi. Berikut ane lampirkan beberapa foto hasil pengukuran kebisingan dengan menggunakan Tricorder di berbagai tempat sebagai referensi pembanding. Sebagai contoh, pada pengukuran di ruangan kantor, hasilnya adalah -55.8 db sementara hasil pengukuran pada knalpot Ninja 250 tadi adalah -23.8 db…Jauh kan selisih kebisingannya?
Nah, sebenarnya artikel ini ane dedikasikan untuk bapak-bapak Polantas, tak perlu lah mengeluarkan anggaran berjuta-juta rupiah untuk membeli desibelmeter..Cukup beli Samsung Galaxy 5 atau Spica, lalu instal software gratisan ini dan bapak bisa dengan mudah mengukur kebisingan. Cukup mudah bukan?
***
foto hasil pengukuran Tricorder for Android.
Sekali lagi ane ingatkan bahwa angka hasil pengukuran dinyatakan dalam minus (-), sehingga makin besar angka minusnya (misalnya di dalam ruangan kantor yang sunyi -55.8 db), maka menunjukkan bahwa kebisingannya makin rendah (tidak bising), dan sebaliknya pada ujung lubang knalpot motor yang sedang menyala mesinnya, hasilnya akan semakin kecil angka minusnya (misalnya pada knalpot Ninja hasilnya -23.8 db)
pada kenyataannya,alat multi fungsi kurang akurat om..
seperti GPS secara teoritis bisa untuk mengukur kecepatan kendala cuaca mendung,kaca film (mobil) bisa menjadi kendala..
cmiiw…
pertamax
kesalip om Giri
ho oh..tumben cak Giri dapet pertamaxx…
yang mahal kan toleransinya om… 🙂
besok kalo ketemu, ukur knalpot kolong gue ya Ben 😀
dua pengguna bajaj jadi sales samsung-android…..wekekekeke…ratjun positip gan!!!
wih.. jadi pengen beli juga..
mmm..makin tertarik karo android
Karena ini untuk tujuan pribadi ya jelas belum dikalibrasi.
Tapi seandainya jadi dipakai secara resmi,apakah ada metode kalibrasinya?
Peralatan instrumentasi utk pengukuran haruslah terkalibrasi/tertera.
hasil pengukuran2 di atas sudah dikalibrasi dgn peralatan pengukur standar belum Mas?
nice post…
kunjungi ini ya..
klik ini
thanks
woh… besok ga cuma motor dinas yg dipake pak pol, ada juga android dinas
pakai nokia 3250 jga bisa pak,..ada aplikasinya juga
Kok hasilnya dalam negatif?? Normalnya, tingkat kebisingan yg mampu diterima telinga normal kurang dari 90db an..diatar itu, hati2 saja,dijamin sakit telinga..
Bang ben, pasti bebek ya yg sering memakai knalpot racing abal2 ya?? Udah cc kecil..suaranya mengalahkan moge..hehe
wah belum tentu juga…soalnya banyak juga motor batangan yg pakai knalpot bising (belum tentu knalpot racing ya)
Tapi motor batang biarpun suaranya bising, tapi masih enak didenger. Soalnya mereka juga kalo pake knalpot racinng, belinya jarang yang murahan (disesuaikan ama tampilan motor juga dong). Rata2 masih pasang muffler. Plus pengendara motor batang biasanya kalo nge-gas juga pake perasaan, ngga maen seenaknya puter gas.
Yang parah itu justru bebek atau skutik yang pake knalpot abal2. Suaranya bisa ngelebihin kerasnya suara knalpot racing after market motor batang. Plus cara nge-gasnya yang seenaknya, jadi makin ngga enak didenger. Makanya saya sebut mereka “BIKER SMS (Sudah Miskin Sombong). Motor masih bebek ama skutik aja, udah sombongnya (keras suara knalpotnya) ngelebihin motor laki…..
wah..pinjem dong mas ben..buat ngukur suara knlapot si ijo nih 😀
tapi aku rada aneh juga..pernah temenku ditilang gara2 knalpot ini, pas banget ada Ninja RR lewat, temenku bilang “itu kenapa ga ditilang?” Lalu Polisi jawab “kalo suara RR mah enak di denger..” gubraaakkk…
oh ya mas ben ada windshield hitam smoke tapi harga beda dari yg di Borma..barangkali mau titip nanti tak paketin 😀
sekalian nitip warung 😀
http://aditninjamaniac.wordpress.com/2010/12/06/loh-ada-aksesoris-n250r-di-borma/
bner mas bro… sebaiknya polisi beli aja hp android, ya paya ga asal-asalan nilangnya…..
“keindahan dan kekinclongan dari sebuah mesin”
dewataspeedblog.wordpress.com/2010/12/06/keindahan-dan-kekinclongan-dari-sebuah-mesin/
setuju, biar pak polisi lebih objektip! 😀
njemur ya kang ben,
http://azizyhoree.wordpress.com/2010/12/07/20-jam-di-knh-kingdom-of-ngyogyokarto-hadiningrat/
keren
Thanks so much to your information, May could Usefully.
memang niat awalan sudah ingin merampok kita kita rakyat…. susah memang,… sementara riset active exhaust valve control dlu om ben,…
apakah harus tiarap knalpoy “standarisasi mas kini” heee
#LOUD PIPES SAVE LIVES