Pada suatu masa tersebutlah beberapa juragan pedagang bebek dan juragan kambing yang sedang jaya-jayanya. Pada masa itu, seekor bebek maupun kambing dianggap mempermudah kerja manusia. Para manusia sangat senang karena sang bebek dan kambing dapat dipakai sesuka hati meskipun kerap terjadi tabrakan antar bebek dan kambing.
Ini terjadi karena para Pamong penjaga kota terlalu malas merawat gajah-gajah tua mereka yang sudah reyot dan malas berjalan. Jika tidak mati mengenaskan, gajah-gajah yang sekali jalan dapat mengangkut puluhan orang itu dipaksa berlari kencang sambil membawa beban manusia yang berlebih. Sungguh gajah-gajah yang malang.
Sebut saja juragan Handoyo, juragan Mahaya dan juragan Kisusu..ketiga juragan tersebut adalah saudagar bebek paling wahid di kota Jekarda.. mereka adalah pihak-pihak yang paling menangguk keuntungan dari kemalasan Pamong kota Jekarda. Bahkan juragan Kisusu mampu berjualan bebek dan kambing sekaligus. Dan demi melariskan dagangannya, mereka tak segan memberikan kemudahan memiliki bebek atau kambing..salah satunya dengan sistem rentenir.
Bertahun-tahun lamanya ketiga juragan ini sukses meraup untung besar. Bebek dan kambing mereka laku keras..sementara sang Pamong terus tertidur.
Namun rupanya rakyat tidak bodoh..beberapa mampu mencolek dan menggedor pintu rumah sang Pamong yang sedang asyik tidur. Mereka adalah orang yang sudah bosan dengan segala akibat mudharat yang diakibatkan oleh para bebek dan kambing. Akibat banyaknya bebek dan kambing jalanan jadi tak karuan penuh dan semrawut. Manusia jadi banyak yang celaka
Untunglah sang Pamong lekas sadar..bersama punggawa-punggawa dan penasihatnya, ia merumuskan sebuah rancangan pengumuman di atas sehelai daun Cannabis. Ia sadar, jika para Gajah tidak segera dipelihara, diremajakan dan digunakan dengan baik, juragan Handoyo, Mahaya dan Kisusu akan terus bermandi harta, sementara rakyat jelata akan semakin bermandi peluh dan kotoran akibat bebek dan kambing yang berjejalan memenuhi jalanan.
Untuk itu ia merancang puluhan lembaran daun Cannabis yang berisi peraturan bagi manusia agar membatasi penggunaan bebek dan kambing untuk keperluan sehari-hari. Sebagai gantinya, sang Pamong berjanji akan mengusahakan puluhan gajah untuk membantu pekerjaan warganya.
Rupanya upaya sang Pamong tercium oleh para juragan bebek dan kambing..dan serta merta membuat mereka kalang kabut dan ketakutan.
“Wah..bagaimana ini, padahal uang di lembaga rentenirku belum terkumpul semua..bisa rugi aku!” Demikian ucap juragan Mahaya..
“Haiyaa…aku juga bisa buntung..bebek dan kambingku laku sejuta, tapi uangnya baru masuk untuk lima ratus ribu ekor” gerutu juragan Kisusu
Juragan Handoyo tak kalah sengit..”Asamalakata…srisiti bala bala…salah satu bebekku jadi bintang iklan, namun karena pakai kalung merah-biru yang terlarang..salah seorang warga jelata menyebalkan itu menyebutku sebagai biang Pembodongan Totongmotif..wah bisa gawat ini penjualan bebekku..”
Kemudian…karena paniknya mereka, strategi tak mau rugi pun dijalankan. Sadar bahwa Jekarda dan pulau Waja sudah terlalu penuh, mereka dengan besar-besaran membangun lembaga rentenir dan toko penjualan bebek dan kambing di pulau seberang dengan harapan di pulau seberang penduduknya tak secerdas warga kota Jekarda, sehingga bebek serta kambing mereka masih dapat laku di sana.
Pamong pun hanya tersenyum melihat gelagat ketiga juragan serakah ini sambil manggut-manggut melihat puluhan ekor gajahnya kini sudah sukses berjalan gagah melayani warga yang membutuhkan.
Selanjutnya tak lupa ia meneruskan pesan kepada Pamong-pamong lainnya agar warga masing-masing kota tidak mudah termakan bujuk rayu dan ulah Pembodongan Totongmotif ala para juragan serakah itu.
Bagaimana sepak terjang para juragan serakah jika para pamong membatasi peredaran bebek dan kambing di jalanan?
Nantikan lanjutan kisah ini di dunia nyata..
pertamaxx mahal wex wex wex
kolosal banget critane bang, mungkin bagus lagi kalo dibuat dalam bentuk komik, trus dibagi – bagi buat pengunjung warung ini, gimana, setuju jon?
kalau di dunia nyata kayaknya susah nih hehe 😀
pamong nya tidur teruss kalau di dunia nyata, kan juga ikutan kaya dibayarin para juragan, makanya tidur terus
di dunia nyata. Juragan2 bebek ma kambing terlalu menyetir pamong.
Ini kata Begawan kanuragan septiriding, ki Edrushya.
usul ben, tambahi komik Panji Koming tapi diedit.
Wehehe..ane ndak iso mbikin komik..
Btw kisah kiasan di atas benar2 nyata terjadi yaaa..
Tinggal tunggu tanggal mainnya ajaa
Wa ha ha ha
^
Emang lg batuk y,ditambahi komik segala?
nun jauh dari jekarda bebek dan kambing semakin liar berkejaran diantara karet, sawit, tebu, dan singkong.
biasanya di selipin bb17 nih om,hahahah
koq ngga ada unsur stensilnya dicerita ini? 😀
Zzzzzzzz…….
ngakak… Lebih menarikdari joko tingkir bersambung neh
lalu harus naik gajah gajah yang sangat tidak layak?????
big NO NO
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
Layak itu seperti apa?
Kalau gajahnya layak mau naik doong..
penjualan bebek dan kambing di
pulau seberang dengan harapan
di pulau seberang penduduknya
tak secerdas warga kota Jekarda
===
Wew….mungkinkah bodoh?
cannabisnya selembar oom..
aanalogi yg kocak dan bagus pak 🙂
si bebek euy 🙂
apik-apik
A friend gave me this link to the article, and worth it to access the site
yang ada kambing dan motor selaio Kisusu juga Handoyo
kambing = matic ? :p naek gajah emang mantep oi tapi muahall(rakus minumnya maklum namanya juga gadjah 😀 ) en ‘hawa’nya panas melulu bawaannya
ternyata juragan kaoskaki, gimana dia dalam melihat tingkah ketiga juragan tersebut?