Itulah pertanyaan dengan nada keras yang terlontar dari seorang oknum pelanggara lalu lintas yang merasa tersindir oleh sebuah banner yang bertuliskan… “LAWAN ARAH = GAYUS yang dibentangkan dengan tegak oleh salah satu relawan Road Safety Association (RSA) pada Jumat 11 Februari 2011 lalu di daerah pertigaan Jl. Tambak, Proklamasi-Matraman Jakarta Pusat.
Ya, Melihat peta di atas, ruas jalan tersebut kerap sekali dijadikan jalan pintas oleh mereka yang tidak ingin terjebak macet di ruas jalan Diponegoro samping RS. Cipto Mangunkusumo yang biasa terjadi di jam-jam padat (peak hour). Sebagai jalan pintas, mereka pun terbiasa berbelok ke Jl. Anyer lalu ke Jl. Proklamasi dan melawan arah untuk mencapai Jl. Matraman dan kemudian Jl. Pramuka.
Sang penanya kemudian hanya terdiam dan berubah air mukanya tatkala melihat banner-banner berikutnya seperti “LAWAN ARAH = HARAM JADAH”, “LAWAN ARAH DENDANYA 500 RIBU”, “LAWAN ARAH OTAK LO PARAH” yang dibentangkan oleh relawan RSA lainnya. Si penanya yang juga tidak berhelm dan hanya mengenakan sendal jepit di atas motor bebeknya itu lantas beringsut berbalik ke arah yang benar.
Orang tersebut tak sendiri. Selama satu setengah jam aksi yang izinnya diberikan oleh Intelkam Polda Metro Jaya dan didukung oleh Polres Menteng itu terhitung lebih dari 200 kendaraan yang melanggar arah. Dari mulai berbagai jenis motor, bajaj roda tiga hingga mobil mewah tak ketinggalan memeriahkan pesta degradasi kedisiplinan ini.
Pihak kepolisian yang mengamankan lokasi aksi mengatakan bahwa mereka sudah cukup tahu mengenai pelanggaran rutin ini namun urung untuk mengambil tindakan karena jumlah pelanggar sangat banyak dibandingkan aparat. “Percuma ditertibkan mas, besok tetap saja ada pelanggar lainnya..sampai bosan saya” ujar seorang petugas kepolisian yang biasa patroli di sekitar lokasi.
Konsistensi aparat kepolisian dalam menegakkan peraturan diduga menjadi penyebab pelanggaran massal tersebut. Karena sudah terbiasa didiamkan oleh aparat, maka pembiaran (ignorance) terhadap pelanggaran pun semakin membudaya. Pada saat jam macet, pengguna jalan sudah tak lagi segan dan malu untuk melanggar. Yang penting cepat sampai tujuan.
Kecelakaan pun kerap terjadi dan ironisnya pengguna jalan yang taat aturan menjadi korban. “Di jalan ini mungkin seminggu tiga kali kecelakaan motor, biarin aja lah..rumah sakit dekat ini (RSCM maksudnya:red) kalau meninggal langsung aja ke kamar mayat” ungkap seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di salah satu rumah di ruas jalan tersebut sambil terkekeh sinis.

attitude..kelemahan mayoritas pengguna jalan
Bosan, gemas dan muak melihat kebobrokan mental pengguna jalan dan ketidak-konsistenan aparat penegak hukum membuat Road Safety Assocation (RSA) harus turun tangan menyentil mental pelanggar. Mudah-mudahan pihak-pihak terkait yang seharusnya mampu melakukan 3E (Education, Engineering dan Enforcement) terhadap kondisi lalu-lintas dapat terketuk hatinya ikut menyelamatkan nyawa dan mencerdaskan mental pengguna jalan.
aku kmrn hampir ketabrak bebek yg melawan arah di ringroad selatan jogja.
pas ditikungan blind side pula. untung aku sdh prepare agak ke kekanan.
begitulas bangsa kita…. andaikan semua sadar hukum, tak perlu lagi ada polisi … tul g?
Sering liat tu, anak smp dan motor bebek boncengan bertiga, tanpa helm semua……hebat…hebat…hebat….
Di daerah selatan banyak mobil yang ngelawan arus…
hla polisinya bosan ngatur, gimana mau tertib?
“tetap saja ada pelanggar lainnya..sampai bosan saya”
polisinya bosenan,
[…] This post was mentioned on Twitter by zainal amri, Benny Nugroho. Benny Nugroho said: Lawan Arah..Apaan Nih Bawa-Bawa Gayus…?? http://wp.me/ppWx8-1ge […]
sayangnya yg ngelawan arah sepertinya gak punya otak.
Bukti 3.5 abad dijajah ma belanda !!!
Nice post n good blog sob…
Lanjut terus…
Ditunggu posting selanjutnya ya…
Jangan lupa juga kunjungan balik ya…
Dan kasi komennya ya sob di blog saya…
🙂
Kekuatan FreeMason Yahudi bermain di balik masalah Gayus dll.?
Semua orang sepertinya berusaha untuk saling menutupi agar kedok anggota mafia FreeMason utamanya tidak sampai terbongkar.
Jika memang benar demikian, maka tidak akan ada yang bisa menangkap dan mengadili Gembong tersebut -di dunia ini- selain Mahkamah Khilafah!
Mari Bersatu, tegakkan Khilafah!
Mari hancurkan Sistem Jahiliyah dan terapkan Sistem Islam, mulai dari keluarga kita sendiri!
Mari segera mulai mendisiplinkan diri kita masing2 untuk senantiasa taat pada peraturan lalu lintas