
fanboys oh fanboys..
Menarik sekaligus geli melihat ulah para fanboys di dunia otomotif. Seolah lewat fanboys tersebut kita jadi mengetahui bagaimana perilaku rata-rata pemakai sebuah produk otomotif jika brand, jenis produk atau apapun itu yang berkaitan dengan produknya sedang dibahas.
Uniknya, istilah fanboys ini kerap ditemukan di ranah blog otomotif. Disanalah para fanboys bertahta..he..he..he..Ya, jelas donk. Khan para blogger kerap dicap dan dicerca sebagai tukang banyak omong..ibarat debu usil yang harus dibersihkan..he..he..he.. Yang namanya blogger ya jelas, menulis sekehendak hati..jika timbul ide atau inspirasi, maka segera ia tuangkan pemikirannya kedalam beberapa alinea. Namanya juga hobby. Pastinya subjektivitas, kreativitas dan objektivitas turut bermain dengan porsi-porsi bervariasi, tergantung latar belakang dan “nature” sang blogger…!!
Karena sifatnya subjektif, maka tak jarang si blogger menjatuhkan vonis “Oh..ini motor jelek…” atau “Wow..ini motor bagus…” berdasarkan data-data dan opini pribadi. Inilah yang memancing reaksi bervariasi dari para fanboys.
Para fanboys dapat berasal dari perorangan yang memang mengalami perasaan cinta mati terhadap sebuah produk atau brand, atau bisa saja sebuah jaringan komentator terorganisir yang bertujuan mempengaruhi opini pembaca blog. Naah..kalau yang terakhir disebut ini layak diberi gelar KOMENTATOR TERNAK…!!

ternak euy..
Yang ternak-ternak gak usah dibahas deh, sekarang ane mau bahas fanboys tipe pertama saja.
Adapun, sebuah produk otomotif di negri nan ajaib dimana Gayus dan Melinda Dee tinggal ini sering dianggap sebuah simbol pencapaian seseorang. Sebut saja lah dari mulai seekor bebek sampai sebuah helikopter merupakan bentuk tindakan manusia untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Jika butuh..okelah dibeli, selama tepat guna ndak masalah. Biasanya mereka yang membeli sebuah produk otomotif lantas menjadi semakin cinta buta terhadap barangnya itu yang menjadi bibit-bibit fanboys fanatik. Ini manusiawi mengingat akan ada hubungan yang erat antara seseorang dengan sesuatu yang dianggap sebuah pencapaiannya. Lhaa..semua orang itu sesungguhnya membutuhkan rasa “diuwongke”, ingin dianggap, ingin dihargai. bahasa psikologisnya “need of achievement”. Bentuk ekspresi psikologis ini pulalah yang membuat seseorang termotivasi untuk berkumpul dengan mereka-mereka yang memiliki kesamaan achievement. Yaah..kalau kata lirik lagu Dewa 19 yang berjudul “Selatan Jakarta” istilahnya “..mengukur batas-batas kejayaan..” gitu.
Sementara bagaimana image si produk ini dinilai menjadikan persepsi publik berbeda-beda namun dapat ditarik sebuah interpolasi apakah si produk ini “auranya” terlihat positif atau negatif. faktor-faktornya banyak..dari mulai kualitas produk, proses marketing, pelayanan sang sales, janji-janji manis marketing, iklan, perbandingan dengan produk sekelas, hingga tipikal tingkah pemakai produk otomotif yang sering terlihat. Akibatnya kerap terjadi friksi dan percikan yang menyebabkan sang fanboys terusik hatinya..
Bagaimana mungkin..sebuah produk otomotif yang telah dibeli dengan darah, kredit dan keringat tiba-tiba memperoleh hujatan dan cemoohan dari banyak pihak…? Begitu kira-kira pemikiran sang fanboys. Pada tahap ini, keterusikannya dapat dijelaskan karena ”comfort zone” sang fanboys diganggu.
Di tahap ini pulalah, sang fanboys mengabaikan persepsi dan berbagai rahasia umum yang diberikan oleh masyarakat dan penggiat otomotif kepada sebuah produk. Sebut saja “si biang sruntulan”, “si motor pemakai lipstik”, “si ngebul berbau tengik”, “motor Tuan Thakur”, “si asisten tukang copet”, “si biang arogan”…dan masih banyak lagi anggapan publik yang sangat mengusik comfort zone fanboys.
Reaksi si fanboys pun sangaaat…sangaaat..tipikal, alias itu-itu saja, melihat produk otomotifnya dicela, biasanya mereka akan langsung bersikap defensif, membentengi diri dengan tipikal balasan “laaah..ini kan dibeli pake duid-duid gue..kenapa situ ribut..” itu balasan ofensifnya, namun ada juga yang pasrah “yah…biar jelek asal berguna dan gak nyusahin orang..” Itulah tipikal “pembelaan” fanboys terhadap produk ataupun brand otomotif idola mereka, masalah materi dan kemampuan finansial lantas menjadi arah tujuan utama pembelaan mereka, tak lain karena anggapan dasar mereka bahwa seseorang akan “diuwongke” jika memiliki banyak materi. Hmmm..benarkah begitu?
Padahal kalau si fanboys memahami, berbagai komentar mengenai produk idolanya itu sebenarnya adalah sebuah masukan, well, lepas dari berbagai kata-kata kasar dan kawan-kawannya. Sebuah komentar tak harus disikapi negatif. Ingat saja bahwa si produk pastilah ada nilai plus minusnya. Misalnya produk “H” nilai plusnya ada di RPM bawah tapi nilai minusnya ada pada spesifikasi mesin yang inferior, lantas produk “K” nilai plusnya ada di RPM atas, tapi tampilannya kalah keren dengan “H”. Nah, gitu kan enak dan simple.
Jadi, tak perlu lah misuh-misuh membela atau mengatai mati-matian sebuah produk otomotif, karena itu tidak mencerminkan kemampuan finansial seseorang. Sebuah produk hanyalah sebuah produk yang tidak perlu dicintai berlebihan, Apalagi sampai dibela dengan membabi-buta padahal berbagai kelemahannya sudah terbukti dan terlihat jelas di depan mata. Yang lebih menyebalkan lagi jika sampai ada komentar dari seorang aktivis komunitas pengguna yang bunyinya seolah “dilarang komentar negatif terhadap produk Anu…!” Wah…apa-apaan ini. Memangnya sebuah produk gak boleh diungkap nilai plus-minusnya?
Kecuali yaaaa..misalnya mencegah agar si produk tidak terkena becek..Owh..itu lain soal bro..
Oh iya, buat para oknum produsen yang hare gene masih aja doyan membayar komentator ternak untuk membentuk opini publik, silakan baca tulisan di bawah ini:
kekekekkekek
last corner kesusul! ah ini gara gara masang transpondernya dibelakang !!!
ducatinya kurg stbil ditikungan tuh mbah….(untung ga copot ban)
fans boy mode:on xixixixixi ^^v
PERTAMAX !!! HUAAAAAA MAKIN MAHAL AJAAAAA !!!
mmmmmmmm…..
mbuhhhhhh
kebebasan berpendapat memang punya 2 mata pisau om,
numpang jemuran aja http://sabdho.wordpress.com/2011/04/06/jangan-malu-makan-ceker-ayam/
keep broterhood,
salam,
gak pertamaxxxxxxxx hahhahahaa
punya ane emang paling oye….
jadi fans boy boleh2 saja asal sopan, kalo mo mencela permisi dulu xixixi
fan boy emang lucu.. Mirip superter sepak bola, kadang ada yang fanatik sampe jadi hooligan,,,.padahal ora di bayar
padahal motor cuma sarana/hobi,sepak bola cuma tontonan
ya…kaya sepakabola lokal, dibela2in tawur, dah gitu pas champion asia langganan dicukur 6-0…cape deh
tapi FB motor minimal gak makan korban jiwa
Kajian biker: ALARM GEMPA, dapat dilihat di sekitar kita:
http://umarabuihsan.wordpress.com/2011/04/06/kajian-biker-alarm-gempa-dapat-dilihat-di-sekitar-kita/
Jebule kebebasan kita itu batasannya kebebasan orang lain juga
hmmmmm
gambare fanboys jadul dapet dari mana kang? 😆 keren!
nich titipan pesanan kang benny: *tak banyakin kecapnya biar gak pedess
http://azizyhoree.wordpress.com/2011/04/06/review-test-ride-cbr-250-r-by-warung-dohc-sentul-circuit-video-test-speed/#comment-8110#comment-8087
dari oom Google…hehehe
Fanboy terjadi gara2 kebanyakan makan karbohidrat , makan tiap hari nasi + kacang + sodara2nya, sangat minim protein kayak telur padahal ‘ternak’. Kata2nya penuh tenaga – rem kurang – , saat kalah argumen langsung huruf h+a atawa k+w diulang2 tapi hati terluka – jurus oot keluar ampe 5 posting. Obatnya mesti tulisan kimiawi macam produksi om ben , tulisan herbal wak haji nda mempan. pis.
gw fanboys bukan mas?
kalo ente fanboys justin bieber yah?
Saya fanboy Iron Maiden… nunggu 24 tahun untuk nonton konsernya di Indonesia 😛
saya fanboys justin bieber…
*sambil muntah2*
Saya juga FBS, fans bot shania twain…
http://kangmase.wordpress.com/2011/04/06/mahalnya-motor-impor-1-import-duty/
fans boy disimpan dalam hati saja, toh tiap ATPM punya + dan –
saya FBB, Fans boy Benithegreat, sambil tutup kuping 🙂
masing masing dari kita adalah fans boy…
Tanyakan hatimu mbah…
hwehehehe.. kebetulan topiknya mirip, nitip deh masboss bennythegreat 🙂
http://vanz21fashion.wordpress.com/2011/03/14/punya-brand-favorit-ga-masalah-asalkan/
Lorenzo says:
Makasih artikel dan infonya yang menarik ini…he.he.
fansboy cuma eksis di dunia maya kok
http://otomercon.wordpress.com/2010/11/01/fbh-vs-fby-lauk-wajib-blog-motor-yang-bikin-hidup/
pertanyaane artikel mbahas fansboy penting ya??? wkwkwkwk
kemampuan finansial kuat kayak maaf “asu gedhe menang kerahe”
alu fans boy drum teater ae lah
setres mempelajaro ritmenyayang ngaco
nitip homosek om
http://2brk.wordpress.com/2011/04/06/beberapa-kelemahan-toyota-kijang/
I’m fanboy bennythe great 🙂
http://2brk.wordpress.com/2011/04/07/berburu-rondo-mitsubhisi-kuda/
ane fbs 😀
fans boy semakin di depan 😀
Tergantung….:)
Keep Brotherhood & Keep Safety Riding
intinya obyektif dalam menilai
boleh nuduh si A fanboys ini, si B fanboys itu, tapi sadarkah kita bahwa kita pada dasarnya juga tidak adil (bangga pada produk tertentu), dengan sikap yg tidak arogan dan bijaksana, maka kita bisa adil
OBYEKTIF dalam menilai
Jujur.. Kadang, saya gak selalu sependapat dengan om ben, terutama perihal motor bebek, n kebiasaan om ben yg sering memaksakan “selera” ke semua orang..
Tapi sayapun gak bisa pungkiri, tulisan2 om ben, merupakan salah satu tulisan paling “kaya” di blog otomotif, diksi yang enak dibaca, n deskriptif yg asyik.. Like this bangetlah om.. 🙂