“I wish that I could be with some other’s time and place,
with someone else’s soul and someone else’s face..”
Yes, nukilan lirik lagu “Someday I’ll Be Saturday Night” dari Bon Jovi membuka mood ngeblog ane hari ini sekaligus menjadi tema khusus yang kebetulan nyambung dengan pertemuan yang baru saja selesai dilakukan dinihari tadi antara pengurus Road Safety Association (RSA) dengan kawan-kawan dari penggiat hobby cornering diantaranya perwakilan dari Pistoners East Riders, CCI dan C3.
Apa hubungannya dengan lirik Bon Jovi di atas? Well..begini..dalam liriknya, Bon Jovi mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Bagaimana rasanya memandang dari sisi yang berbeda, dan bagaimana pula rasanya menjadi orang yang dipandang oleh pihak lain. Jadi dalam pertemuan kali ini, kami semua ingin bertukar sudut pandang dan saling berempati. Siapa menjadi siapa..Siapa melakukan apa..Bagaimana rasanya jika menjadi sesuatu yang berbeda.
Pertemuan malam ini sebenarnya lebih cepat dari yang ane kira, karena ane sendiri sebenarnya sudah merencanakan untuk sowan ke kawan-kawan pehobby cornering yang biasa main di bilangan Monas ini pada hari Jumat besok, namun bro Aming, bro Miko dan kawan-kawan lain ternyata ingin mampir dan ngobrol-ngobrol dengan kawan-kawan pengurus RSA yang rutin melakukan pertemuan tiap Selasa malam ini.
Well, sebenarnya dasar dari pertemuan ini adalah adanya pembahasan yang cukup hangat di milis rsa-indonesia@googlegroups.com seputar hobby cornering. Beberapa pihak menyayangkan mengapa hobby tersebut dilakukan di jalan umum, sementara pihak lain mendukung hobby ini dengan alasan skill yang digunakan dalam cornering tersebut dapat mengembangkan keterampilan berkendara. Sayangnya di milis tersebut tidak ada perwakilan dari kawan pehobby cornering sehingga pembahasan terkesan berat sebelah.
Ditambah lagi adanya pembahasan mengenai artikel di blog fajardinihari.wordpress.com yang menurut mereka dinilai menyudutkan pihak-pihak tertentu dan menuai banyak kritik dari pehobby cornering, sehingga artikelnya harus dihapus. Seperti apa artikelnya bro Fajar? Monggo dibaca dan dinilai sendiri pada gambar berikut.
Rencananya juga bro Fajar akan sowan pada hari Jumat mendatang untuk mengklarifikasikan permasalahan ini. Well..semoga semuanya baik-baik saja.
Nah, pada malam hari ini dilakukanlah pertemuan yang tak lain bertujuan untuk saling mengenal dan bertukar pikiran.
Bro Aming, sang “juragan” Pistoners mengungkapkan dan mengulas panjang lebar seputar hobby cornering ini. Dilihat dari pemaparannya, mereka sejalan dengan niat RSA yaitu tidak ingin merugikan apalagi sampai mencelakakan pengguna jalan lain, namun sayang hobby mereka kurang difasilitasi oleh pihak berwenang, sehingga harus dilakukan di jalan umum. Biaya sewa sirkuit Sentul itu mahal, jadi kesannya eksklusif, belum lagi lokasinya jauh dan kondisi sirkuitnya penuh tambalan. Itu adalah beberapa alasan mengapa para pehobby cornering ini enggan melampiaskan hasratnya di sana.
Pehobby cornering jelas berbeda dengan pembalap liar yang saling beradu cepat mencapai garis finish. Dalam cornering yang dicari adalah bagaimana melakukan proses membelok dengan skill yang sudah dilatih sebelumnya. “Jam terbang dan latihan itu menentukan bro, jadi jangan samakan pehobby cornering dengan mereka yang sekedar meniru cara cornering, atau mereka yang sehari-hari naik mobil dan baru mencoba cornering sesekali saja..” demikian penuturan seorang pehobby yang berasal dari Bandung. Sayangnya, ketika melakukan proses latihan, sering terdapat para pengendara “alay” yang ingin ikut-ikutan cornering dengan skill seadanya, bahkan sering menantang kebut-kebutan. Hal ini sangat disesalkan oleh para pehobby cornering karena anggapan orang awam terhadap mereka menjadi rusak karena ulah oknum “alay” yang tidak bertanggung jawab.
Sekali lagi, satu-satunya yang mengurangi ke-afdol-an hobby cornering adalah lokasinya yang dilakukan di jalanan umum. Bro Yudhie dan bro Eko dari RSA pun mengungkapkan sikap RSA yang mem-promote pemahaman terhadap Rules (peraturan lalu-lintas), Attitude (sikap berkendara) dan Skill (kemampuan berkendara). Bro Eko, Sekjend RSA ini mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan para pehobby cornering sebenarnya tidak jauh beda dengan RSA, hanya saja, pehobby cornering mencoba melakukan pendekatan dari Skill (kemampuan berkendara), sementara RSA melakukan pendekatan dari arah Rules (peraturan lalu-lintas) dan Attitude (sikap berkendara).
Lalu apa bedanya? Dalam hal ini, pehobby cornering yang notabene lebih melek safety akan lebih mudah melakukan pendekatan persuasive terhadap para pemula yang biasa melakukan aksi penyimpangan berkendara di rute latihan untuk bergabung dengan mereka dan mendapatkan pengarahan mengenai cara berkendara yang benar, dari mulai safety gear, etika di jalan hingga pengembangan teknik berkendara agar mampu menyikapi berbagai obstacle dan berbagai kondisi jalan.
Hal positif ini tentu perlu diapresiasi, hanya saja mereka membutuhkan sebuah wadah..sebuah lokasi yang aman, dimana para pehobby cornering dapat mengembangkan kemampuan berklendaranya dengan aman dan nyaman tanpa harus mengganggu ataupun terganggu kehadiran orang lain.
Pihak RSA, meskipun tidak melakukan pembenaran terhadap aksi pehobby cornering di jalanan umum, tetap mencoba memfasilitasi dan menjembatani dengan melakukan pendekatan kepada pihak pemerintah yang seharusnya memberikan dukungan dan fasilitas terhadap kegiatan seperti ini, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Menpora), Menteri Perhubungan, dan Kepolisian.
Sebuah solusi yang samar namun cukup realistis sempat mencuat yaitu menjadikan rute para pehobby cornering ini dijadikan sebuah “controlled environment” dengan cara menutup beberapa ruas jalan dan mengalihkan aksesnya ke jalan yang lain. Juga melakukan scrutinering alias pemeriksaan terhadap setiap pengendara yang akan melakukan cornering di dalam rute tersebut. Tentunya diperlukan konsolidasi internal dari para pehobby cornering untuk melakukan hal ini. Jika sudah, maka aparat terkait dapat dimintai izin untuk mendukung kegiatan ini.
Dengan demikian win-win solution dapat tercapai, para pehobby dapat berlatih dengan lancar dan tidak mengganggu pengguna jalan lain.
Bagaimana menurut bro n sist sekalian..?
Pertamax buat pulsarian dlu..
pertamax
apik apik
btw ane pernah diundang teman di YMCI untuk nonton di monasco, seperti yg dia sampaikan para penghobby cornering menggunakan safety gear yang lengkap, tidak seperti alay, seperti yg om benny sampaikan diatas pilihan monas sekitarnya karena jarak dekat karena di jakarta pusat, jalan halus tidak seperti sentul, dan yg pasti mereka melakukannya malam, jam 12 malam ke atas…
keep safety lah…mungkin pihak yg berwengang (polisi) perlu diminta koordinasi, agar mereka bisa mengalihkan jalur untuk pengendara lain yg kali aja masih lalu lalang di waktu-waktu tersebut
Cornering emang butuh skill gede, ga kaya alay yg cuma pake nyali gede,tp skillnya..masya allah..
hehehe..komentar sampeyan bikin ngakak
nyalinya beli di tampur si,wkwkkwkwk
saya juga ijin ngakak om.. gemezzzzz.. hihihi xD sayang di sini gak ada icon jempol laik dis ya 🙂
Mudah-mudahan ada jalan keluar yang terbaik dari hasil diskusi semalam…
Semoga tercapai segala usaha kita semua pada rapat malam itu… Amiin
Bagi alay, skill gak penting… yang penting gaya! Dan mereka gak mau mati gaya. Kalo perlu, mati saat bergaya! Hidup alay! 😛
hahahhahaaa
mati saat bergaya,gaya nyengir kuda yak,wkkwkwkwkwk
wah beruangnya cuman satu, kakakakkakak
Kebo
Keluarga Beruang Otomotif
http://2brk.wordpress.com/2011/04/13/hari-ini-deklarasi-kumpulan-blogger-otomotif-baru-namanya-kebokeluarga-beruang-otomotif/
Mas ben, gw setuju sama pendapat kalo pecinta cornering itu beda sama balapan liar.
Tapi gw udah beberapa kali nongol ngeliatin mereng2 di monas, sekalian nyoba2 nyali juga, rider2 dari komunitas tertentu malah kadang bikin monas itu jadi sirkuit dadakan.
bukannya belajar mereng2 di satu garis yang teratur, nunjukin gimana indahnya membabat tikungan, malah mereka berusaha membabat lawan mereka, untuk adu cepat..
mudah2an fouding father monasco bisa ngeliat masalah itu dan mengingatkan oknum2 yang bisa bikin celaka di monasco.. :shakehand:
Inilah salah satu bentuknya.., Mau partisipasi? hayuk silahkan..
http://cornering-indonesia.com/index.php?topic=402.0
join at http://www.cornering-indonesia.com bro 🙂
share ttg cornering
jempol deh…..
:bd :bd :bd :bd :bd
keep brotherhood brother and sister
Let see from two side of biji, eeh coin…. 🙂
tembul…facebook elu ilang yak..?
paling ntar ujung-ujungnya duit , huufftttt
bagaimanapun juga tetap saja tidak bisa dibenarkan di jalanan umum…karena pasti mengganggu pengguna jalan lain walaupun itu dini hari sekalipun
Nitip helm ah 😀
http://alonrider.wordpress.com/2011/04/13/balada-helm-turing-honda/
Inti na sih selama qt ber-Cornering Ria jangan lupa untuk selalu waspada, mengawasi keadaan sekitar, dan jangan terlalu memaksakan diri apabila qt menyadari ada kesalahan dalam bercornering….
MEmang lom semua org tau aktifitas qt, tp lambat laun mereka pasti akan mengerti hehehehe
Salam,
TURIS MONYET8 aka Pebra
like this lah… :-bd
untuk yang sudah biasa dan jam terbangnya tinggi masalah mereng-mereng di monas itu keliatan kok..
yang pertama sih udah jelas, safety gearnya sudah cukup.
kadang sempet ngeliat aming turun di monasco apa monas besar, pake wearpack, helm fullface dan sepatu dan sarung tangan tentunya.
yang lain pun sama pada pake safety gear. perbedaannya paling ada yang pake dekker atau pelindung lutut, sliding pad, knee protector,dll
yang buat permereng2 monasco jelek ya para alay itu. pernah ada pake metik, celana pendek, helm half face, untung pake sepatu gak nyeker
tambah lagi ban tipis hadoohhhh puyeng ngeliatnya.
mengganggu jalan, memang mengganggu. tapi toh yg mereng2 itu gak geber2 sembarangan dan tetep santun kok di jalan. ya mungkin karena rata-rata pake knalpot free flow, jadi kesannya arogan. apalagi pas rolling speed atau deselerasi. langsung deh teriak itu knalpot. 😀
benar atau salah saya gak bisa menilai. yang jelas sih yang membuat semua ini ada adalah kurangnya lahan untuk latihan secara nyaman, aman, dan masuk akal dalam biaya penyewaan dan jarak tempuhnya.
[…] pagi ini gue ngunjungin lapaknya oom benny, sempat baca gimana diskusi dengan para pecinta mereng2 kota jakarta. Sebelumnya gue juga sempat […]
Belajar Cornering Bkn memaksakan diri untuk jadi yang terdepan,Tapi belajar bagaimana cara mengendalikan motor saat di tikungan,dan melatih reflek saat berkendara…
akhirnya….sesuai ungkapan kata hati jumat kmaren :
Someday someone was gonna have to take a stand,
Someday someone was gonna have to say, “Enough.”
This could be that day….
Clash of the Titan yaaa… 😀
Emangnye tiap malam apa sih disana ada mereng2? Jadi pnasaran kpengen liat. Liat doang nggak ikut2an. Ga punya nyali juga,hahahahaha
Info plis klo ada yg tau…
Jumat malam dan Sabtu malam….
silahkan merapat dan tetap waspada….
Yup, mungkin “salah”-nya karna di jalanan umum. dan usul om ben buat blokir jalur kayaknya lebih oke tuh, cuma ya itu, harus dini hari + ijin ama pak pulisi biar gak ada kata sumbang dari orang laen..
gw juga demen mereng2 sih, tapi kalo di jalan umum takut..
pokoke mereng2 e ono teknik e , inyong juga ijeh belajar .. ajari inyong ya ..
alay2 sing ora nganggo helm , karo lampu mika mburine bening pengen tak keplak nganggo sepatu boots 😀
patak watu bae om,hahahhaaa
Semangatnya bagus, tapi ya sebaiknya ditempat tersendiri jangan pas ada kendaraan lain …atau jalan umum yang tidak di sterilkan secara resmi
like this… 😀
http://yudibatang.wordpress.com/2011/04/14/tips-melatih-reflek-jempol-kiri-agar-tak-lupa-menyalakan-lampu-sein/
kenapa ga pake sirkuit semi permanen kemayoran aja buat cornering? boleh ga sih yah sebenernya..
sebenernya saya bingung lho…kenapa ya pada complain soal mereng2..
kalo di monas diliat berantakan pastinya karena ada “alay2″ yg melakukan STREET RACING,Bukannya melakukan PACING.
melanggar aturan??TOLONG DONG BACAIN PASAL LANTAS NYA ‘DILARANG BELOK MERENG2 DI JALAN’.ATAU DILARANG KNEE DRAGGING DI JALAN UMUM.:confuse.
tapi kalo alasannya mengganggu pengguna yang lain…kan yang mereng2 juga bisa bilang…”SAYA JUGA TERGANGGU DGN CARA BERKENDARA ANDA YG PELAN DAN TAK TERBACA BODY GESTURENYA”
harus ada aturan yg jelas soal reckless riding.cara berkendara seperti apakah yg di kategorikan masuk ke reckless riding.
lebay??halah…malah tambah bingung lagi saiah…yg punya ketrampilan kok di bilang lebay…
cornering harus di sirkuit??
silahkan pelajari dan praktekkan teknik cornering di sirkuit dan teknik cornering di jalan raya.
bedakan,dari unsur kecepatan,obstacle dan line nya.
:mudah2an setelah mempraktekkannya langsung(tidak hanya asal bicara),semua bisa mengerti dan memahami tujuan dari teman2 cornering indonesia.
Gue bilang justru blog-nya fajar-dinihari yang super lebay….ga usah jauh2 siang bolong itu pengendara motor udah kaya tawon sradak-sruduk ganggu pengguna jalan lain ….santai aja …sini gabung dulu baru “komentar”…enjoy the ride 🙂
Bro fajar itu menurut ane hanya berpendapat sebagai org awam bro..dia mungkin gak tahu apa itu cornering dan sejenisnya. Bukannya belain bro Fajar..hanya mencoba berempati saja
masih rame ngga yah??..kalau lebay..ternyata yang saya lihat alaynya..karena temen2 yg hobby cornering memang beda seperti yang bro Amink blg diatas.
semalam juga sudah ketemu sama teman2 COIN, ada dari Pistoners, CCI, C3 dst..
bro Amink juga sudah share semua tentang cornering, apa, bagaimana, dan kenapa, sudah dijabarkan, juga penjelasan dari bro Lana (c3),d na juga bari bro Temmy, saya pun jadi lebih tau lagi, dan bro Amink pun juga sudah bilang, ngga ada masalah..saya paham dan mereka (COIN) juga paham apa yg harus dilakukan, dan tujuan mereka semalam menertibkan para alay2 dan konsolidasi dgn beberapa kelompok disitu jg usaha mereka untuk mentertibkan monastrack
saya dukung dari bandung pake doa………
mudah-2n cita-2 ny abisa tercapai…
[…] pagi ini gue ngunjungin lapaknya oom benny, sempat baca gimana diskusi dengan para pecinta mereng2 kota jakarta. Sebelumnya gue juga sempat […]
Nge Fans sama Bon Jovi juga Mas?? Gabung di FB Bon Jovi Fan Clubs Indonesia, tiap hari bisa obrol banya soal Bon Jovi, ada info merchandise, event-event, gathering, etc
atw info buletin bisa kontak ke bjfci_news@yahoo.com
cornering di jalan umum tidak dibenarkan. salah kaprah yang menuntut legalitas. tips trik mekanik motor terapan http://www.auto-champion.blogspot.com