Memasuki lobby restoran Grand Hyatt di Plaza Indonesia sekitar 5 menit setelah waktu berbuka, ane pikir ane telat dan melewatkan sesi diskusi. Ternyata baru sampai lobby ada pak Phyllo Tarigan (BAI) dan pak Iki Wibowo (owner dealer JAR), jadilah kami memasuki restoran bersama-sama.
Setelah menyalami para pejabat BAI seperti Tom San, pak Dinesh Kulkarni, pak Budi Dirgantoro dan juga pak Rizal Tandju pastinya, eh..ada yang nyempil di antara meja para petinggi tersebut. Rupanya bro Stephen Langitan yang ane kira direksi baru BAI karena duduk semeja dan ngobrol asyik dengan para pejabat BAI.
Setelah duduk, ane segera menyerbu hidangan prasmanan yang disediakan. Menu cukup lengkap..dari mulai Sushi hingga Mie goreng jawa. Dan acara pertama adalah….makan sampai kenyang…!!
Setelah Tomsan membuka acara barulah suasana.menjadi serius..apalagi ketika sesi tanya jawab dibuka. Pertanyaan pertama “bagaimana kepastian BAI untuk meluncurkan Duke 125 dan 200?” Yang dijawab Tom san bahwa Duke sedang dipelajari kesesuaiannya untuk market Indonesia, Tomsan pun menjanjikan bahwa akhir tahun 2011 akan ada kepastian mengenai turunnya motor Austria ini.
Pertanyaan kedua bisa dibilang klimaks dari sesi tanya jawab, dimana pertanyaan berikut ini yang sebenarnya “kisah lama”…:
1. Bagaimana solusi untuk kesulitan spareparts Pulsar? Terutama Pulsar 200 yang kampas rem belakang saja bisa salah impor. Seharusnya impor Bybre, ini malah impor KBX. Padahal terdapat undang-undang perindustrian bahwa sebuah produk harus menyediakan suku cadang hingga 10 tahun sejak produk tsb. Diluncurkan.
2. Permintaan untuk lebih memperhatikan pemilik Bajaj XCD yang sparepartsnya mulai langka. Ini adalah pertanyaan titipan dari kawan-kawan Xtreme.
Nah, dua poin pertanyaan ini rupanya cukup menohok Tomsan dan pak Rizal, sehingga perlu waktu untuk menjawabnya. Berikut jawaban mereka.
1. BAI sudah berkoordinasi dengan dealer untuk masalah sparepart, menurut Tomsan, service ratio untuk Pulsar sudah mencapai 90%. Ini artinya kegiatan servicedan ketersediaan spareparts cukup baik. Hmm..sebenarnya ane dan bro Rial masih penasaran dgn jawaban ini, tapi biarkan dulu..
2. BAI masih tetap melayani service segala motor Bajaj, dan berjanji akan memperhatikan keberadaan spareparts XCD 125. Nah, menurut bro Rial, pada suatu kesempatan di kopdar AMBI, seorang pejabat BAI malah bertanya kepada anak buahnya “apakah kita masih mempunyai stok XCD..?” Yang disambut oleh kebingungan anak buahnya itu. Waduh..
Nah, setelah diskusi selesai, pak Rizal, ane, bro Rial pun melakukan diskusi santai, dari mulai positioning dealer baru, masalah spareparts hingga cara mengedukasi konsumen untuk dapat lepas dari bebek. Pak Rizal mengakui bahwa itu butuh proses, mengingat cara memiliki bebek begitu mudah dan murah sehingga sulit disaingi, nqmun mudah mudahan aturan dari Bank Indonesia yaitu uang muka untuk pembelian kendaraan dipatok minimum 20% dapat segera dilaksanakan.
Diskusi kembali membahas spareparts, ane mengatakan bahwa kasus spareparts itu adalah warisan dari pejabat BAI sebelum era pak Rizal CS dan masih saja kejadian. Pak Rizal pun mengakui bahwa pembuatan sparepart lokal belum dapat dilakukan karena biaya produksi dan kuantitasnya tidak memenuhi aspek keekonomian dibanding impor langsung dari India. Ya..monggo saja sih pak, asalkan komunikasi antara prinsipal BAI dan dealer dapat berjalan mesra.
Usai mengobrol, ane dan bro Rial kembali menyantap sushi dan sashimi, maklum di tempat lain, sepotong daging salmon itu dapat mencapai harga Rp 24 ribu per 4 iris..tipis pula irisannya… Eh di sini seporsi bisa dapat 6 potong yang tebal sekali irisannya. “Baru kali ini gue makan sushi sampe mabok kekenyangan” kata bro Rial sambil elus perut..
Last..Bajaj adalah motor dengan value yang baik, hendaknya didukung pula dengan 3S yang mumpuni dong…! Mari konsumen Bajaj, jadilah konsumen yang kritis dan berani mengkritik..!!
haaa..sushi… *halah..
“BAI sudah berkoordinasi dengan dealer untuk masalah sparepart, menurut Tomsan, service ratio untuk Pulsar sudah mencapai 90%.”
darimana keluar angka 90% itu??
Masih ragu dan blm mantab..
jangan beli..
preeeetttamaatt 😆 bajay emang murah harganya makanya mesinnya kasar -> cepet jebol
wajar klo sering ganti jeroan udah gitu jarang stoknya wakwak
di total2 sama ajh 😆
wah…udah pernah punya pulsar dong bro?
sape bilang cepet jebol? punya gw Alhamdulillah aman jaya sentosa…
Dooh, tulisannya kok tidak ada bocoran penting, misalnya kapan pulsar 220 naked akan di-TPT-kan ? hehehe…
Bocorannya tentang Duke dan Avenger 220…sedang dipelajari kelayakannya
nunggu kejelasan soal spare part + avenger dulu..ijin ikut mantau om
wah untung saja rata2 pemilik bajaj itu kritis jadi tidak pernah menelan mentah2 keputusan dari pihak atpm ndak sama kayak konsumen sebelah biarpun di kasi produk yg rangkanya hancur2an tetap aja nerimo dengan lapang dada wkwkwkw ato dikasi produk operpress tetap aj beli wkwkwkwk 😀
waaah…sayang sekali hanya pulsar seri 220 sama xcd aja yg diperhatiin….. ttg pulsar 135 ga diperatiin….ckckck….p135 susah juga tuh om sparepart nya….
keren lah,,,makan enag
yah seenggaknya shock gak amblesss (ngelus dada)
jawabannya kurang memuaskan n masih ngambang
hiks
Sushi ma sashimi…..
ehmm…..
uenake jan…….
wah pulangnya pasti dibungkus tu kayaknya…..
yam…yam..yam….
duaaa
besok tgl 22 agt di jatim juga da gathering dengan BMSA
akankah sama problemny?
Disnyalir sama aja..problem warisan soale
mantab, berati ktm duke memang kemnngknan masuk tanah air..
makan shusi n shasimi ples wasabi…..hmmmmm nyummi……
Sebaiknya BAI belajar dari ATPM Japan, berani membuka jalan bagi vendor lokal untuk membuat sparepart (plus QC dari BAI). After sales penting untuk image Bajaj dimasa depan. Tidak usah terburu buru meluncurkan model baru atau mengedukasi konsumen untuk lepas dari bebek. Petinggi BAI coba turun kelapangan mengenai ketersediaan sparepart, “Seeing is beleiving”. Apa slogan bajaj mau dirubah “Motor hebat, sparepart sekarat”
satu yang musti dicatat om, Pulsar itu produk Global, jadi part juga harus satu jenis. Kalo beda2, rebet.
satu lagi, di artikelnya om ben kan dah jelas, kebentur di harga produksi karna populasi pulsar masih sedikit…
jaminan spare part n 3s nya uda ada blm tuh?
hepi si hepi pakai bajaj, tapi klo ga ada perubahan lama2 ngeri juga..aplagi liat kasus xcd
Bro ijin copas ya
ayo bajaj jangan banyak omong dulu… pabrik belum punya…. belum masuk aisi… artinya apa?
belum menghargai orang indonesia dan bangsa indonesia….
buatlah pabrik, biar sparepart bisa dilokalkan, biar bisa banyak orang makan dari industrinya…. jangan cuma jualan di sini…. ini entuk penjajahan juga namanya….
kalo belom…. bajaj = motor jangkrik
masih mending motor cina…. sama-sama jangkrik tapi punya potensi untuk menghidupi orang indonesia dengan adanya pabrik perakitan dan pembuatan spare part di indonesia…
emang motor cina yang mana om yang punya pabrikan?
Kelemahan Bajaj cuman satu, Sparepart. di luar itu gak ada. harusnya BAI (terutama BisDev-nya) mau bikin yang namanya Sparepart Center. jadi kalo sparepart di dealer kosong, mereka bisa beli langsung via Sparepart Center.
Kenapa service bukan kelemahan? Halah, wong yang mopang aja service BERESnya masih banyak yang komplain, padahal dah puluhan tahun di sini. Apalagi Bajaj yang baru 5 tahun.
[…] mendahului India untuk melauncing Duke 125, tapi belakangan melalui kabar dari blognya bro bennythegreat dari acara berbuka puasa bersama petinggi BAI, terungkap Bajaj Auto Indonesia menjanjikan akhir […]
Motor gagah Sparepart payah huk huk huk huk
“pembuatan sparepart lokal belum dapat dilakukan karena biaya produksi dan kuantitasnya tidak memenuhi aspek keekonomian dibanding impor langsung dari India”
brti sebenarnya bisa dibuat spare part cuman karena dari segi bisnis tidak menguntungkan masih beli dari indihe sono
pantesan kadang stock spare part abis musthi nunggu 2 minggu lebih buat didatangkan dari india TT
moga2 spare part aftermarket buat XCD ane kedepan ada buanyak…..
[…] mendahului India untuk melauncing Duke 125, tapi belakangan melalui kabar dari blognya bro bennythegreat dari acara berbuka puasa bersama petinggi BAI, terungkap Bajaj Auto Indonesia menjanjikan akhir […]