Waspada Aparat Militer Arogan…!!

Sekedar info dr millis sebelah…identitas tidak disebutkan..

Hebat ya kelakuan oknum militer kita.. 👿

***

Sebenarnya gw ga mau nulis cerita ini, namun melihat perkembangannya sepertinya masih akan berlanjut. Jadi gue akan menulis detail dan selengkap-lengkapnya.

Dimulai dari Rabu malam sekitar jam 8 kurang, dimana saya di atas sepeda motor sedang menunggu lampu merah di perempatan Jalan Pramuka – Matraman – Salemba dari arah Manggarai. Tak berapa lama kemudian, ada sepeda motor lain langsung nyelonong dari arah kiri, berboncengan, mau ambil posisi di posisi terdepan. Sebenarnya itu udah biasa terjadi di perempatan itu, namun yang ga biasa adalah pengendara sepeda motor tersebut menabrak ban depan sepeda motor saya yang membuat gue nyaris terjatuh.

Tentu saja gue kaget, gw tegor setengah berteriak tuh pengendara : “woi, liat-liat kalo nyetir motor !!”. Yang membonceng melirik ke gue dengan muka tidak senang dan gue bales pandangannya sementara si pengendara sendiri cuma ketawa-ketawa.

For note :

Pengendara : menggunakan jaket hitam, berperawakan sekitar 170cm, kurus dan tegap, dan mengenakan helm, celana hitam dan sepatu mini boot (biasa dipergunakan aparat atau petugas keamanan).

Boncenger : menggunakan seragam safari berwarna cream/abu-abu rada gelap berikut celana, berbadan gempal, tinggi mirip namun lebih pendek dari pengendara, berambut cepak model, dan sepatu mini boot (biasa dipergunakan aparat atau petugas keamanan).

Setelah lampu traffic light berwarna hijau, gue tancap gas tentu saja menuju jalan Pramuka (Jakarta Timur). Menjelang U-turn seberang Hotel Sentral (ada Halte Busway), mendadak helm gue seperti dipukul dari belakang. Gue kaget banget, dan saat menengok, kembali dipukul dan si pengendara teriak-teriak (ga jelas apaan tapi menantang berhenti).

Gue juga panas tentu saja, gue berhenti setelah itu motor berhenti. Ternyata orang tadi, dan yang memukul tampaknya si boncenger. Dan pas gue berhenti, gue lihat ke belakang, si boncenger memberikan sesuatu kepada si pengendara seperti benda hitam sepanjang 10cm lebar 3-5cm yang belakangan gue tahu kalau itu pisau / belati / sangkur. Si boncenger langsung melompat dan menyerang sehingga gue ga sempat mendirikan sepeda motor gue, langsung gue banting saja motor gue buat ambil kuda-kuda. Si boncenger menyerang dengan menendang 2kali dan bisa gue tangkis, sementara mata gue melihat si pengendara tampaknya melihat kesempatan buat menyerang disaat gue sibuk meladeni si boncenger, dengan mengayunkan benda hitam tadi. Gue menangkis dengan lengan kiri sambil melompat mundur karena gue sempat berfikir kalau-kalau itu pisau (dan ternyata benar itu pisau).
Sayangnya, gue melompat ke ban motor gue yang membuat gue terjatuh dan si boncenger mencoba menyerang dengan menendang dan menginjak gue tapi gue bisa menghindar dan langsung berdiri. Boncenger kembali menendang dan gue baru sadar belakangan tampaknya si pengendara juga menyerang dengan benda hitam. Gue setelah menangkis tendangan boncenger, gue menghindar sambil mau melompat dengan niat mulai menyerang si boncenger dulu mengingat si pengendara membawa senjata.

Disitulah massa mulai merubung, dan pengendara maupun boncenger tadi nengok-nengok kiri kanan dan mundur kembali ke motor biru (yang dari saksi dan petugas kepolisian adalah JUPITER biru) dan setelah gue liat plat nomernya, ternyata…………………

B 6208 PQK

dengan adanya stiker pening (semacam tempelan pajak kendaraan di jaman awal tahun 2000-an), berlogo TNI dan berwarna Hijau (You know lah).

Kemudian sepeda motor tadi pergi ngeloyor sambil ngeliat ke gue, dan gue kemudian dirubung massa seperti biasa pada nanya kenapa gini gitu, malah ada yang manas manasin, kenapa gak gue hajar duluan, massa pasti akan hajar habis habisan itu dua orang. Gue cuma diam. Lalu ada seorang dengan safari hitam-hitam membawa HT menanyakan runut kejadiannya (sesuai dengan yang gue deskripsikan disini), dan menanyakan apa gue hapal orangnya. Gue melihat dan hapal, plus hapal pula plat nomornya.

Gue kemudian dibawa minggir ke depan hotel Sentral, dan banyak orang sudah teriak kalau saya terluka. Saya pikir terluka karena jatuh tadi (ga kepikiran kalau itu luka karena senjata tajam). Begitu buka jaket (yang berlumuran darah kemana-mana), ternyata luka di siku kiri cukup dalam dan dari bentuknya (kata intel polisi yang kemudian menenangkan gue) itu luka bukan karena jatuh tapi karena sayatan pisau tajam. Oleh masyarakat sekitar, luka saya bersihkan dan ternyata bener-bener dalam

Eh tidak berapa lama, salah seorang intel berteriak kalau si pelaku kembali lagi (memutar) buat melihat-lihat kalau gue masih disana. Langsung oleh para petugas (Polantas dengan seragam dan helm), intel langsung mengejar. Dan tertangkap. Namun, (dari cerita petugas polisi) si pelaku malah mengancam kalau bapak-bapak ini ga usah ikut campur karena urusannya dia bersama orang itu (gue maksudnya) dan kalau ikut campur jangan salahkan kalau nanti terluka atau mati.

Oleh salah seorang intel, saya kemudian dibawa ke Polsek Cempaka Putih (karena yurisdiksi wilayah itu sudah masuk ke Jakarta Pusat), dan sampai disana semua keterangan saya dicatat. Dan sekitar 1/2 jam kemudian ada petugas polisi dateng lagi mengatakan kalau Garnisun dan Intelnya sudah dateng ke lokasi, lalu salah seorang pelaku dipegang dan diajak jalan mutar-mutar dipisahkan dari pelaku lainnya, lalu dilepas gitu saja Polisi tidak dapat berbuat banyak karena kalau itu aparat TNI, bukan cakupan mereka.

Tidak berapa lama, ada perwakilan dari Koramil Cempaka Putih (berseragam loreng) datang ke Polsek Polisi. Cukup simpatik, dan dijelaskan bahwa dia telat 1 menit datang ke lokasi sehingga pelaku sudah dilepas oleh Garnisun, ditambah lagi itu pelaku menggunakan baju sipil dan kendaraan sipil sementara pening TNI memang identitas yang harus dipasang, namun kenyataannya di kawasan Pasar Senen, bisa saja dijual ke sipil yang mau jadi sok militer. Dan dia melihat luka gue itu bener luka sayatan benda tajam, sehingga harus penanganan khusus bukan sekedar di perban (gue diperban oleh warga sekitar TKP) sehingga gue diantar ke RS Islam Yarsi, masuk ke UGD dan kemudian dijahit sebanyak 5 jahitan.

Saat itu gue masih berfikir apakah untuk terus membuat laporan ke Polsek atau Pomdam / Puspom… Dan gue putuskan untuk engga dulu secara gue udah cukup capek (saat itu sebenarnya gue lagi rada demam). Dianter balik ke Polsek dan dikawal oleh petugas Koramil hingga Jl. Pramuka lagi.

Yang gue sesali adalah kenapa Garnisun yang dari gue ketahui adalah Polisinya Tentara, melepas begitu saja tanpa mengecek apakah itu pelaku bener-bener seorang tentara atau sipil mengaku jadi tentara toh keduanya bisa masuk ranah hukum, dan ditambah dengan penyerangan bersenjata.

Pagi ini sampai di kantor, gue baru sadar ternyata celana gue sobek simetris dan gue liat HP CDMA 2115i gue ternyata kena sayatan cukup dalam. Melihat hal itu, gue putuskan nanti sore akan buat laporannya ke PUSPOM dan Polsek mengingat orang-orang tersebut cukup berbahaya jika berkeliaran ditengah masyarakat.

Yang gue harapkan dari rekan-rekan sini adalah menyebarkan informasi ini dengan harapan adanya kontrol sosial terhadap pelaku yang meresahkan ini. Jika ada rekan yang memiliki koneksi ke PUSPOM / POMDAM / POLDA METRO JAYA, saya bersedia di verifikasi cerita ini karena ini yang saya ceritakan sejujur-jujurnya.

http://img169.imagevenue.com/loc926/th_83972_DSCF9993_122_926lo.JPG

http://img145.imagevenue.com/loc399/th_83973_DSCF9994_122_399lo.JPG

http://img296.imagevenue.com/loc351/th_83973_DSCF9995_122_351lo.JPG