Bocoran Oooh…Ini Toh Maksudnya Iklan Kontroversial Bajaj

14 03 2012

Penasaran dengan iklan Bajaj yang terkesan memojokkan pengguna bebek? Yes…tentu pemakai motor sedikit tersentil ketika melihat iklan Bajaj yang ditayangkanoleh media televisi hingga akhirnya muncul juga di media cetak. Karena penasaran akhirnya ane iseng kontak seorang kawan di BAI yang sedikit banyak tahu tentang konsep iklan tersebut. Dan inilah analisa mendalamnya..

Penggunaan Motor di Indonesia (Rasio vs Emosional)

Yes, di kota besar dimana market segment Bajaj berada, yang namanya motor adalah alat untuk berkomuter harian. Jika dimodelkan dalam sebuah piramida, terdapat tingkatan-tingkatan pengguna motor komuter. Yang paling bawah tentulah pengguna motor bebek (low end commuter)yang tidak peduli dengan fashion dan penampilan motor. Pokoknya asal motor bisa jalan dan irit, maka pas buat harian. Simplenya faktor rasio masih dominan ketimbang emosional.

Naik lagi ke kategori di atasnya, adalah mereka yang berkomuter dengan motor-motor komuter middle class, katakanlah Yamaha Byson, Suzuki Thunder yang harganya di kisaran 10-20 juta. Di segmen ini faktor rasio hampir seimbang dengan faktor emosional konsumen. Mereka ingin berkomuter dengan motor yang irit sekaligus memiliki desain yang gaya.

Naik lagi ke puncak piramida adalah para komuter kelas premium, pada umumnya konsumen di sini tidak memusingkan keiritan BBM, selama masih wajar, maka pasti motor premium dibeli. Desain sudah pasti gaya. Di kelas ini bercokollah kelas Tiger, CBR hingga Ninja. Di atas kelas ini adalah kelas Niche…dimana faktor emosional sangat dominan.

Iklan Kontroversial BAI – Mengoyak Sisi Emosional Kelas Komuter
Nah, menurut narasumber, iklan BAI sengaja dibuat seperti itu untuk mengusik sisi emosional para pemakai bebek di kelas low-end commuter yang sedang dalam posisi galau. Diharapkan dengan iklan kontroversial ini mereka akan merasa malu memakai bebek dan naik kelas ke Bajaj Pulsar 135 yang memang disiapkan BAI untuk bebekers yang ingin naik kelas ke motor light sport.

Iklan ini bukan tanpa riset, Bajaj dikabarkan sadar betul bahwa segmen "komuter naik kelas" yang mereka incar memiliki potensi besar. Terlebih mereka sadar bahwa harga bebek yang dijual kompetitor adalah overprice alias kemahalan. Sayangnya isu bebek overprice ini tidak terlalu di-expose di iklan mereka.

Mengenai Isu Gender "Cewek Duluan"
Tentang hal ini, narasumber tidak berkomentar banyak. Ia hanya menegaskan bahwa jargon tersebut dibuat untuk menegaskan bahwa value produk Pulsar lebih tinggi daripada bebek. Itu saja sih..

Aspek Geografis Market Segmen Bajaj
Nah, ini yang menarik. Jika diperhatikan iklan di atas tampaklah dealer Muncul yang menjadi basis penjualan Bajaj di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Bajaj berencana "menggoyang" dan "mengusik" para komuter yang konon masih setia bahkan fanatik merk dengan bebek-bebek overprice ini yang banyak bermukim di wilayah tersebut.

Opini Ane
Strategi iklan yang dijabarkan Bajaj dengan sambutan beberapa kawan ternyata belum mencerminkan kondisi sebenarnya. Ini karena beberapa kawan yang mengomentari iklan Bajaj tersebut adalah mereka yang sudah melek informasi dan "ngerti motor". Reaksinya tentu saja misuh-misuh. Namun perlu diingat bahwa di luar sana masih banyak mereka yang masih mencari informasi atau bahkan belum tahu perihal isu-isu dunia roda dua. Yang pasti dengan adanya iklan ini, kenyamanan mereka akan merasa terusik dan jargon "Katakan Cewek Duluan Pada Motor Bebek" yang catchy ini akan terus terngiang hingga akhirnya memutuskan untuk naik kelas ke Pulsar 135. Namun ada baiknya Bajaj lebih terpelajar dan elegan dalam beriklan. Menunjukkan value produknya dengan komparasi dan fakta pasti lebih bikin para komuter galau itu yakin untuk naik kelas…!! Jadi jangan laagh Bajaj malah melakukan pembodohan otomotif dengan mengajari konsumen untuk kebut-kebutan dan membully bebek, tapi ajarkan mereka untuk lebih mengerti value dari sebuah motor…!!

Inline image 2

Sekedar informasi, Pulsar 135 adalah produk Bajaj yang paling laku dan berkontribusi paling besar terhadap keuntungan BAI.

Bagaimana pendapat bro n sist…?? Monggo di share..








%d blogger menyukai ini: