Weleh-weleh…Si mbah Satar sang ahli kubur dari Pejaten ini memang dahsyat , belom juga imsak, udah pasang status “Uji Kesabaran di atas Panigale” di BBM. Owalaah…setelah ane korek-korek, rupanya status tersebut erat kaitannya dengan kesehatan biji yang berpotensi terpanggang akibat panas mesin si 1199 yang merambat sampai ke selangkangan.. Kabarnya dari depan panas mesin menghadang.. Sementara dari bawah pantat panas muffler juga tak kalah hot..hehehe.. Ini belom lagi “siksaan mental” mengingat konsumsi BBM yang “cuma” 6 km/liter dan rasa was-was kalau motor sampai ndlosoorr.. Lha, ora ono rangkane, sekali ndlosorrr.. bisa-bisa langsung modhyaarr…
Kuliah subuh lantas berlanjut ke topik yang lagi hangat yaitu kedatangan Ninja 250Fi yang ujug-ujug mak jegagig mengagetkan kalangan motorcycle enthusiast pada khususnya. Si Mbah Dukun saja melihat sang Ninja baru langsung ngecesss dan berniat membeli untuk tim SBS Racing.. Yang pasti bakal kena tempel stiker “TOT LAAAH..” 👿
Topik lantas bergeser mengenai “tabiat” ATPM Kawasaki dan Honda, Si Mbah cukup sepaham dengan ane bahwa Kawasaki yang effortnya cukup besar di segmen 250cc tak perlu banyak cingcong untuk menelorkan revisi dari Ninja 250 yang hasilnya sangat impresif, bahkan bikin ngiler yang sudah punya Ninja seperti ane..bah…!!
Anggaplah prinsip Pareto berlaku di sini dimana 80% effort Kawasaki digunakan untuk menancapkan kukunya di segmen 250cc. Tentunya ini tidak bejaban dengan effort Honda yang barangkali tidak sebesar Kawasaki (let say 20% saja). Rupanya tak hanya itu. Prinsipal Kawasaki juga disinyalir mau menerima feed back dan input dari klub dan komunitas motor pemakai Kawasaki mengenai bagaimana baiknya revisi motor berikutnya. Menurut Mbah Dukun, AHM terlalu alot dalam bermain di kelas 250cc. Why…??
AHM yang sudah merasa kuat dan nyaman di kelas bebek dan itik merasa konsumen Indonesia tidak perlu motor besar yang bagus. Mindset mereka seolah masih berada di tahun 90-an. Masih ingat siapa yang bilang “Motor 250cc tidak cocok di Indonesia”. Kayaknya itu orang harus menjilat ludahnya sendiri. Ini sejalan dengan anggapan si Mbah bahwa AHM menganggap konsumen Indonesia masih “bodoh” dan tidak perlu motor yang bagus-bagus amat. Karena itulah AHM merasa cukup dengan CBR 250 yang mengedepankan teknologi injeksi, digital speedometer dan desain ala VFR/CBR600.
Sayangnya..hanya satu silinder, dan itulah fatal flaw Honda. Meskipun CBR 250 adalah produk global, namun di Indonesia yang seleranya priyayi, satu silinder itu tidak cukup. Sekarang, Ninja 250Fi sudah mengaspal..mau dibawa kemana CBR 250? Yah..paling-paling konsumennya dari kalangan pro-merk Honda dan pemuja motor 250cc yang “ringan”.
Jadi simplenya, Honda/AHM menjadikan input konsumen Indonesia yang dianggap bodoh itu ke dalam business modelnya, akibatnya terbitlah produk yang juga bodoh dan membuat Honda/AHM tampak bodoh. Apakah ini pembodohan otomotif? Owh..Si Mbah tidak setuju dengan istilah ini..karena konsumen Indonesia juga tidak bodoh.. yang bodoh adalah mereka yang menganggap konsumen itu bodoh..hehehe.. Sapa ya…??
Diskusi andai-andai dimulai.. Seandainya dulu Honda menelurkan VTR250 tentu bakal lain ceritanya. Konsumen akan memiliki option yang jelas arahnya. Mesin L ala Ducati yang semok melawan inline twin Ninja akan lebih seru. Sayangnya nasi sudah menjadi bubur. Lha.lantas bagaimana kalau Kawasaki dalam waktu dekat menghadirkan Ninja 250Fi versi naked bike…?? Apa GW 250 bahkan Tiger gak langsung kelojotan…?? Pembunuhan berencana dari arah segmented bike sudah tercium nih…
Dan, sekedar reminder.. Ini adalah diskusi ringan bin dobosan iseng di ranah segmented bike yang pastinya cukup layak untuk dikejar. Lha, lantas bagaimana konsumen Indonesia yang pinter itu seharusnya bersikap? Yaa…jangan sampai cita-cita mengejar motor impian itu “digembosi” dengan iklan produk-produk massal bin pasaran yang jumlahnya jutaan. Kejarlah motor yang tidak #TerlaluMainstream minimal seperti di kelas 250cc.
Sayangnya transportasi perkotaan belum bagus yah..sehingga rakjat masih harus tergantung pada kendaraan pribadi. Ini membuat para motorcycle enthusiast kudu mengatur strategi agar bisa menikmati motornya di waktu dan rute yang pas..
Monggo di share opini bero n sista…
ahahahah
wah om,..ane ngejar motor 250 gak bisa2
Setuju nakeddd!!!
ngejarnya pake 125 cc dong.. tp yang dua silinder… :p
Ane mah ttp dukung cbr om… CBR1000RR maksudnya… :p
Bahasamu om ben..hahahaha.. laik dis
yang bodoh ya ahaem akakaka
Mau beli bebek ya banyaaakkk pilihan…! Mau beli motor sport bercitarasa tinggi dengan harga terjangkau ya kawasaaaki satu2nya pilihan….!
Mau bgt tuh diwawancara buat next development ninja 250.. Tpi kalo ga sempet nitip saran aja om ben:
1. Lebih ringan.. Target kalo isa 150 kg wet.
2. Front intake ala SBK.
3. Fairing yang memungkinkan pasang setang di bawah triple clamp, tpi stangnya tetep yg skrg..
4. More power 😀
jos tenan!
panigale 6km/l?
wow ini baru motor laki
penunggang dukati diskusi dengan penunggang ninja 250
kalau saya lebih tertarik Ninja 150 dibikin versi 4-tak nya aja. bukannya gak pingin pake motor gede, tapi makin lama makin susah cari space di parkiran motor…
semoga bisa kebeli nih segment 250…
biar bisa dikatain pinter dan tidak #TerlaluMainstream ….
tapii…yen dipiker pikerr, apakah pemakai dibawah segmen 250 tidak pinter dan #TerlaluMainstream ?
atau pikiran aja nih yang merasa pinter dan #TerlaluMainstream ??
waduuuh…bingung *kaboor wae laah
mungkin honda trauma cb200 twin cyl nya tahun 70an gak terlalu laku
Diskusinya mendalam sekali 😀
tapi kan nggak semua orang mampu beli motor sekelas 250 cc yang lu bilang terlalu mainstream itu,
semua orang itu mampu kok bro.
tinggal proses menuju kesananya itu tergantung usaha.
hayo..mau usaha tidak?
setuju ma bung ben!!!!!!!!!!!!!
sip….pasti bisa asal mau berusaha.
kereen klo ada N250 naked..
Pak Dhe Beben; Kabarnya Akan datang versi naked injeksi 250cc, target market adalah tiger dan inazumah serta scorpioh, ini terinspirasi dari larisnya er6N. Mudah2an akhir tahun ini akan keluar barengan sama new ER series, dan ninja150-4 tak (2015 2 tak udah nggak boleh di prod di indonesia kecuali motor keperluan khusus), nah yang mendebarkan, bebeks kawak akan mulai digoreng, dan geng ijo focus di motor selera lelaki
Jatah Produksi bebeknya bisa tuh buat bikin 150 4 tak lokal
kalo selera priyayi harusnya dikasih ZX 250 RR,inline 4,power 45 hp,deltabox aluminium frame,upsidedown fork,unitrak,front double discbrake…
ra urus borose penting power n suarane garang…
kalo selera priyayi harusnya dikasih ZX 250 RR,inline 4,power 45 hp,deltabox aluminium frame,upsidedown fork,unitrak,front double discbrake…
ra urus borose penting power n suarane garang….
Deltabox? Walah, frame generasi tahun 80an itu emang cakep keliatannya tapi berpotensi rawan dalam peredaman getaran (efek reonansi yg bisa menyebabkan kestabilan susah di kendalikan, g percaya? Coba aja bawa motor ber deltabox lari 80-90 trus counter steering pasti sukses guling gulingan 🙂 ) mangkanya frame ini mulai ditinggalkan pabrikan ternama. Di indonesia masih ada yang pakai karena biayanya murah.
tot laaaaaaaah
Manggang telur puyuh 2 biji
hehe tulisannya enak nih dibaca, ga seperti yg kadang meledak2 gajebo
sippp D
Bahasane diselingi jowo. Tapi malah enak diwoco. Panjenengan Tiang pundi to Kang Benny?
tiang solo mas bero..
Tumben pinter, lebih make otak dari pada otot. 😀
hehehe…IQ lagi naik kang..
weleh, kultum e manager
http://pertamax7.wordpress.com/2012/08/09/cuci-motor-miring-banyak-ruginya-ada-yang-pernah-coba/
setubuh sama bang Benny 😀
VTR lebih mahal ongkos produksinya kayaknya kan silindernya berdiri satu-satu.Ninja kan line in jd ongkos produksi cingcai.Dan AHM tabiatnya ga brubah dr jaman legenda