2013 Kawasaki Ninja 250 Fi Riding Impression (Part-2: Riding Impression)

mejeng dulu

When I turn the key..

Puas mengamati dan membanding-bandingkan penampilan fisik dengan Ninja lama, kini saatnya ane putar kunci kontak. Ini bagian yang ane paling tunggu karena sehari-hari ane biasa membawa si Ironhide, kini saatnya melakukan komparasi dengan Ninja 250 lama, jika ada yang berubah, pasti akan langsung terasa.. Jaket Contin Kamerad, glove Scoyco YS-18 dan juga helm INK CL-1 menjadi riding gear ane untuk menjajal sang Ninja anyar.

Kata “WOW” kembali terucap ketika speedometer menyala, jadi ingat speedometer Byson nih ketika ane melihat kelipan start-up nya. Terdapat indicator injeksi, tekanan oli dan aki, yang terpenting kini lampu sein kiri dan kanan terpisah indikatornya. Speedometer Ninja 250 Fi juga lebih RPM oriented dan tidak lagi speed oriented.

dashboard view

Ergonomi

Gak usah pusing-pusing bahas segitiga riding..Ketika ane mendaratkan pantat ke jok kesan pertama adalah..motor ini begitu ringan, ketika ane coba swerving (menggoyang motor kiri-kanan) di kondisi statis, motor terasa lebih ringan dibanding Ninja 250 lama. Begitu ringannya motor ini sehingga ane ingat ketika pertama kali menjajal CBR 250 yang juga ringan, namun tentu saja Ninja anyar ini masih lebih terasa berat ketimbang CBR 250. Meskipun ringan, namun wilayah tangki dan fairing hingga ke speedometer terasa luas dan “moge banget”, padahal Honda CBR 600 F4 yang pernah ane coba saja gak seluas ini rasanya.

mejeng lagi

Disamping itu, pada Ninja 250 Fi ini, ane merasa “tidak terlalu tenggelam” di atas jok, ini diakibatkan posisi dashboard dan windshield yang lebih rendah, sementara seat height,  rake dan trail kemudi masih sama seperti Ninja 250 lama. Akibatnya rider merasa begitu “tinggi” di atas motor. Meskipun demikian dengan tangki yang lebih lebar, rasa “tinggi” itu sedikit dapat diabaikan.

Twist the throttle…!!

Tombol start engine ane nyalakan, bunyinya gak berbeda jauh dengan Ninja lama..namun ketika mesin menyala.. Lah kok kenapa suaranya kalem bener yak. Ini berbeda jauh dengan suara Ninja 250 lama yang meskipun memakai knalpot standar, namun suaranya terkesan lebih “berwibawa”. Kali ini suara langsam Ninja 250 Fi tampak lebih mirip Pulsar 220 lho..

Belum ada 100 meter melaju, Ninja 250 Fi sontak menjadi pusat perhatian..WOW..ane jadi lirikan cewek-cewek bo’…ah, maksudnya motornya. Dengan warna hijau ngejreng begini plus body gambot dan desain anyar..bisa-bisa dikira ZX-6R..

Kesan akan kalemnya suara mesin dan juga output muffler Ninja 250 Fi makin terasa ketika ane mulai shifting ke gear-1. Throttle ane urut dengan halus dan torsi mulai terasa..menjelang 4000 RPM ane mulai nakal menyentak throttle untuk merasakan sensasinya hingga mentokk di 48 km/jm @ 12.000 RPM, ah..memang benar kata oom Donodomo, karakter mesin Ninja 250 Fi ini bergitu “forgiving”, artinya meskipun kita salah gear shifting di RPM berapapun, torsi akan tetap terasa.

track kosong nih..bersiap twist throttle

Masuk ke gear-2 throttle kembali ane sikat dan power delivery mengalir dengan lembut. Hal yang paling ane perhatikan adalah suara mesin yang terdengar “nguing-nguing” khas Bajaj Pulsar, bahkan ini lebih halus dari Bajaj Pulsar yang suara nguingnya kadang dihiasi ngorok..hehehe..

Power delivery yang lembut menjadi perhatian ane, barangkali karena motor masih dalam masa inreyen sehingga performa belum dapat terasa total. Di gear ke-3 RPM meningkat dengan cepat menuji 12.000 RPM namun tidak se-agresif Ninja 250 lama yang lebih menyentak torsinya. Pada gear-3 dan 9000 RPM suara mesin barulah berubah menjadi lebih buas. Namun sisi baiknya, dengan begini, motor 250 cc ini menjadi lebih user friendly bagi mereka yang baru belajar mengendari motor sport. Bagi ane pribadi sih jujur saja, Ninja 250 Fi ini terasa lelet dan kurang responsif.

Kecepatan 130 km/jam dapat ane raih pada 11.000 RPM gear-6 di trek lurus Kemayoran yang kosong melompong. Lebih dari itu, ya jangan lah..masih inreyen euy motornya.. Tak ada keraguan untuk terus twist the throttle hingga ke top gear.

Manuver juga turut terpengaruh akibat handling yang ringan. Jika biasanya ane harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menjaga keseimbangan di kemacetan, Ninja 250 Fi ini sangat bersahabat. Dengan mudah ane bisa meliuk untuk menyusup di antara mobil-mobil yang terjebak macet.

Panas mesin juga ane perhatikan tidak merambat ke bagian atas mesin. Panas yang mengalir ketika kipas radiator menyala hanya terasa di bagian lutut ke bawah, berbeda dengan Ninja lama yang panasnya bisa mengalir hingga ke dada dan tentunya “biji”.

So, overall kesan yang ane peroleh dari Ninja 250 Fi ini adalah sebuah motor dengan bodyworks yang mantap dengan teknologi injeksi yang membuat power delivery motor jadi jinak dan tidak terlalu liar bin  menyentak. cocok buat beginner, tapi sepertinya rider yang menyukai “jambakan” torsi tidak akan terlalu puas dengan performanya.

Lalu bagaimana jika ingin meningkatkan performa motor? Dikabarkan cukup dengan mengganti muffler, power akan meningkat 1-2 dk. Namun jika ingin performa naik drastis ya memang kudu memasang power commander untuk mengoptimalkan asupan bahan bakarnya, harganya sekitar 3 jutaan tuh bro..Lebih mahal memang jika ingin membuat Ninja 250 Fi menjadi lebih binal..tapi konsekuensinya setting AFR tinggal pencet saja.

Bagi yang penasaran ingin melihat perbandingan penampilan Ninja 250 Fi dengan Ninja 250 lama, silakan klik foto-foto di bawah ini..

mejeng dulu

kiri depan

tampak kiri full

front look

oom Ito mejeng

kiri belakang

tampak kiri belakang

tampak kanan full

mejeng lagi

tampak kiri full

tampak kiri

dashboard view

track kosong nih..bersiap twist throttle

Iklan