Yang namanya dunia persilatan fotografi itu memang mengasyikkan, ada obyek, ada minat, ada kamera dan pemakai, jadilah satu hasil foto yang bisa di apresisasi.
Yang namanya kamera hari gini sudah jadi barang umum, begitu kecil, semakin kecilnya benda tersebut sehingga bisa menempel di handphone atau laptop. Harganya pun semakin terjangkau, dengan dana minim seseorang bisa membuat foto diri sebagai ajang bernarsis-ria atau sebagai memorabilia dengan latar belakang pemandangan maupun kenang-kenangan dengan kawan dan orang terdekat. Pastinya ini semakin menambah nilai trend foto-foto bagi pemakainya.
Semakin ngetrendnya foto-foto, banyak pro kontra. Ada yang gak setuju fotonya dimuat di media dengan alasan belum minta izin lah, mukanya berminyak lah dan sebagainya. Okelah itu alasan personal karena khawatir penampakan dirinya akan membuat malu diri sendiri.
Bagaimana jika sekarang si pemilik atau pengelola tempat alias scene turut memeriahkan ajang pro-kontra fotografi ini?
Dalam sebuah milis fotografi terkemuka, ane mendapati isu bahwa pemilik tempat dengan scene yang tampak “menjual” akan mengenakan charge sejumlah uang kepada orang yang hendak mengambil foto dengan latar belakang “scene” tersebut.

UG..UG..UG..
Walaah..kalo betoel begitu, bisa-bisa ane gak bisa menayangkan foto-foto lagi sebanyak-banyaknya dari tempat liputan acara. Lha bagaimana, misalnya kita mau foto motor atau foto UG habis puas jepret-jepret eeh…ada petugas yang nodong minta dibayar. Gawat..!
So, berfotolah selagi berfoto itu gratis..!
Bagaimana pendapat kawan pembaca sekalian..?
foto: event SRC Vendetta Moto @ Sentul & Event Ducati
RECENT COMMENTS