
Sungguh mantab ulasan mas Triatmono mengenai adanya politik pencitraan yang dilakukan pihak tertentu dengan melakukan pemblokiran terhadap pihak-pihak pewarta yang melakukan pemberitaan terhadap kenyataan pahit yang sebenarnya berhak diketahui oleh khalayak ramai.
Monggo baca di sini:
http://triatmono.wordpress.com/2011/10/11/nggak-sejalan-dengan-pabrikan-wartawan-pun-di-banneeed/
Yang bikin ane kaget adalah bahwa pemblokiran pemberitaan ternyata sudah menimpa kalangan pencari berita profesional alias wartawan. Well..kalau blogger di-banned sih no problemo laaah..memang beberapa blogger otomotif, termasuk ane dan mas Tri memang blogging just for fun dan niatnya berbagi ilmu sebisanya…tidak cari profit dan iseng saja..diundang sukur, bisa dapat makan gratis dan ngorek-ngorek info yang umumnya gak diulas pihak lain..ndak diundang ya ndak papa..undangan semacam itu toh bukan sesuatu banget yang lantas membuat seseorang menjadi di-uwong-ke dan merasa dianggap.
Tapi kalau sampai ada wartawan kritis yang diblokir dari sebuah event otomotif, maka para kuli tinta tersebut tentu akan.bereaksi… Reaksi pertama adalah segera menyingkirkan sikap kritis terhadap sebuah penyimpangan atau kondisi yang tidak wajar, ini tentu saja dilakukan agar periuk nasi tetap mengepul…maka idealisme dan sikap kritis pun dikorbankan.. Sementara sikap kedua adalah sikap kritis sang pencari berita semakin menebal…!! Dan semakin tajam mengulas sisi lain sebuah kejadian.
Misalnya sajaaa…pada sebuah kegiatan yang juga diisi oleh pestaaa dan blablablabla yang intinya. “Aku numpang promossi duooonk di acaramu”, sebuah pihak disebutkan nyumbang sekian rupiah untuk tujuan A, namun lhaaa kok ternyata budget sang sponsor untuk party party dan bergembira ria lebih besar dari tujuan A…?? Lhaa..opo tumon..sebenarnya niat yang lebih guede iku opo…tujuan A yang mulia atau promosi dan mempertebal brand awareness biar makin kinclong..??
Yang kayak gini aja para pewarta warga emoh memberitakan barangkali karena ewuh pekewuh akibat kekenyangan dijamu..dan sikap rata-rata orang yang katanya menjauhi konflik, namun misuh-misuh kemudian di belakang…lhaa kepiyeee…mana idealismenyaa…??
Maka pandangan para pembaca berita pun harus berpaling kepada si empunya acara…kenapa neeeh wartawan yang terkenal kritis dari media anu kok tidak diundang…?? Apakah sang empunya acara takut akan ada sebuah penyimpangan yang terungkap….?? Kenapa di media A ada liputan mengenai sisi minus produk anu, tapi di media B tidak ada…?? Pembaca pun juga ikut kritiss dan bersemangat mengorek kebenaran yang ditutupi.
Kalau sudah begini ceritanya, maka ane sebagai blogger amatiran KW 250 pun harus turut ambil sikap…!! Dan tidak akan ragu bersinergi dengan pihak pihak yang ditutup aksesnya untuk memberitakan hal hal yang sengaja ditutupi…!!
Ingatlaaah wahai sang empunya acara, pewarta yang mewartakan karena enthusiast terhadap satu topik, misalnya saja otomotif..cenderung akan memiliki sense yang lebih tajam kepada sebuah event…dan matanya lebih tajam melihat yang tidak terlihat oleh mata awam..ia pun tidak akan ragu memberitakan sisi lain yang tidak diungkap oleh media yang lempeng-lempeng aja…lembaran rupiah dan sekedar makan siang pun gak akan mempan untuk merayunya. Profesinya adalah sebuah kesenangan yang lebih mahal dari sekedar uang.
Pembaca berita juga tidak bodoh. Lambat laun media yang isinya lempeng-lempeng dan serba baik-baik saja karena disinyalir sudah “disumpeli” oleh pihak tertentu dan cenderung membela yang bayar, serta ogah mengkritisi penyimpangan akan ditinggalkan. Lambat tapi pasti penikmat berita akan malaaas membaca liputannya.
Seperti nasihat Mas Triatmono kepada warga milis Otoblogger Indonesia mengenai pesan dari Allah SWT akan pentingnya saling mengingatkan antar manusia… “Sesungguhnya adalah tergolong manusia merugi, bagi mereka yang enggan menasehati dan mengingatkan sesama manusia”
Ane berani kritis..bagaimana dengan ente…??
Menyukai ini:
Suka Memuat...
RECENT COMMENTS