
Terinspirasi oleh artikel Mas Triatmono hari ini..
Bebek, jenis motor yang dicetuskan entah oleh siapa, mungkin oleh Honda, pabrikan yang sudah bercokol puluhan tahun dengan motor bebek sebagai jagoannya sejak pertama kali, Honda Super Cub. inilah awal kebangkitan bebek. Masyarakat alias calon konsumen motor menyambut gembira kehadiran Super Cub yang ditengarai sebagai motor yang memiliki banyak keunggulan, Bahkan Discovery Channel menempatkan motor bebek di peringkat pertama dalam acara The Greatest Ever Motorcycle.
- Irit
- Serbaguna
- Lincah
- Mudah Dipakai
- Perawatan minim
Dengan segala keunggulan itu Bebek sukses merajai pasaran dan pastinya terus memperkaya ATPM yang memproduksinya.
Tapi tunggu dulu.. Itu cerita si Bebek dari pabrik sampai ke dealer di masa lalu..
Yuk kita lihat kondisi hari ini, 14 Juni 2010. Lihatlah di jalanan tempat kita bersenggolan dengan segala resiko kecelakaan di jalan, tempat kita melaju dari rumah menuju tempat kerja. Disanalah Si Bebek mulai berkisah.
Tengoklah di sebuah dealer motor, Bebek sangat mudah dimiliki dan menjadi favorit masyarakat. Hanya dengan uang Rp 500 ribu saja, seekor Bebek sudah bisa dibawa pulang dan dipakai berkendara.

hanya 500ribu, bisa beli bebek..
Sayang si pemakai (selanjutnya disebut bebekers) lebih sering lupa dengan segala peraturan dan norma-norma karena terbuai oleh keunggulan si Bebek. Secara global masyarakat sudah lupa bahwa mereka menjadi korban kegagalan pemerintah dalam membuat sarana transportasi massal yang nyaman, aman dan murah. Kondisi ini langsung disikapi cepat oleh produsen motor.
Dengan langkah sigap dan strategi mantap, mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan. Hasilnya.. Mereka sukses menanamkan di benak konsumen lewat iklan-iklan yang alay bin lebay bahwa bebek mereka adalah solusi transportasi yang paling mangkus dan sangkil (efisien dan efektif)..Bahkan fanatisme konsumen mulai terbangun ibarat supporter bola, mereka, para bebekers sudah mulai pintar membela ATPM kebanggaannya ketika ada orang yang mencemooh motornya. Hmm..fenomena aneh tapi nyata.

bebekku lincah..bisa buat balapan..
Yook kita lihat sekeliling dengan cermat. Lihatlah jelas bahwa kelakuan pengendara yang di drive oleh jenis motor. Di jalanan umum, bebek memang lebih gesit dan cepat. Populasinya masif sekali di jalan, nyaris menyemut kala peak hour tiba.Gak Percaya? Lihat gambar di bawah.. jenis motor apa yang paling banyak melanggar garis putih?


Banyak sekali bebek disalah gunakan oleh pemakainya, dari mulai naik trotoar, ngebut, sampai buat balapan liar. Lantas apakah hanya bebek yang berbuat dosa demikian? Tidak! Berbagai motor lain juga melakukannya. Namun karena populasi bebek besar, jelas pelanggarannya juga banyak. Rupanya jelas terjadi bahwa attitude alias perilaku berkendara masyarakat dipengaruhi salah satunya oleh jenis motor yang mereka kendarai. Bahkan ane baca artikel menarik tentang kelakuan minus pengendara bebek di parkiran motor.

maludong.com

bebekku lincah..kubawa naik trotar ah..

yang lain pada melanggar, bebek gue juga bisa..
Bebek laku keras berarti mempercepat laju ekonomi, karena investor dari luar (terutama Jepang) sukses berjualan bebek di sini, well…bagus.. tapi efek sampingnya banyak. Pelanggaran lalu-lintas dan kecelakaan terjadi dimana-mana. Sementara ATPM seolah tutup mata melihat barang dagangannya disalah gunakan. ATPM berkilah sudah menyediakan dana yang cukup untuk berbagai pelatihan Safety Riding, namun kenyataannya kegiatan tersebut tak pernah sampai kepada bebekers yang sering kebut-kebutan, sruntulan dan mepet-mepet di jalan..apalagi kepada si pembalap liar. Rupanya era penjajahan Jepang masih ada ya?
Karena lincah, si bebekers jadi senang ngebut dan selip2 mepet di jalanan
Karena serbaguna, si bebekers jadi senang bawa barang berlebih di bebeknya
Karena irit, si bebekers jadi tergoda untuk konsumtif..(bisa jadi).
Karena sparepart modif banyak, si bebekers bisa nyambi jadi pembalap liar.
Jadi dalam kasus2 yg ane sebutkan di atas, terdapat kebablasan yang dilakukan si bebekers, karena berbagai kemudahan dan kelebihan yang diberikan si Bebek.
Bebek jadi fasilitator terhadap kelakukan berkendara menyimpang pengendaranya.

bebekku perkasa..bisa bawa banyak..
Nah.. kalau sudah gini harusnya peran pemerintah sebagai regulator mulai jalan. Batasi dong populasi bebek, jangan terlalu mudah beli motor.
bukankah idealnya motor itu barang eksklusif yang harus dibeli dengan pengorbanan yang lebih dari sekedar DP 500ribuan.
Kalau kepemilikan motor dipermudah, maka potensi penyimpangan berkendara semakin besar, kecelakaan meningkat.
…
…
Selanjutnya..mari berandai-andai..
Di tahun anu di masa depan, Bebek sudah punah.. Di zaman tersebut masyarakat Indonesia daya belinya meningkat. ATPM jadi segan memproduksi bebek karena image nya jelek dan sudah fokus produksi motor batangan seperti Megapro, Tiger dan Pulsar.

kapan bisa seperti temen-temennya oom Stephen Langitan?
Kondisi ini dipertegas juga dengan keputusan Pemerintah yang memberikan batas minimum ukuran mesin motor yang boleh diproduksi adalah minimal 200 cc. Pemerintah yang sudah direformasi total menganggap kepemilikan kendaraan pribadi termasuk motor harus dibatasi karena kemacetan sudah mengular dimana-mana. Bebek jadi korban. Karena dianggap salah satu faktor utama penyebab macet, produksinya dilarang..Bersamaan juga dengan Naiknya harga mobil di atas 3000 cc menjadi 3x lipat.

Kemajuan Transportasi Massal
Pemerintah cerdas…transportasi massal mulai dibenahi dan memiliki kendaraan pribadi dianggap sebagai kebutuhan tersier yang harus ditebus dengan harga mahal.

Ujian SIM...sogokan dan menyuap..udah gak jaman!
Moral masyarakat meningkat, dengan adanya pembatasan cc minimum motor, maka hanya mereka yang benar-benar mampu secara financial dan intelektual yang bisa memiliki motor. Ujian SIM dibuat ketat seperti di Eropa. Mereka yang tidak lulus harus berbesar hati naik angkutan umum yang memang nyaman, aman dan terjangkau harganya.

tidak lulus ujian SIM..gak masalah..masih bisa naik angkotan massal
Pada saat inilah, banyak orang kembali kangen terhadap bebek.. Dan rasa kangen itu hanya dapat di salurkan dengan datang ke Museum Transportasi, dimana motor-motor yang sukses merajai pasaran dari mulai tahun 1970-an sampai 20xx dipajang rapi..

dari blognya oom Mitra..
Your story ends here ducks..
Mari stop bermimpi dan kembali pada kenyataan jumlah bebek yang menyemut berikut perilakunya, jika ente tidak waspada bisa jadi selanjutnya ente akan menjadi korban laka-lantas dari oknum pengendara bebek.
Harapan ane bagi para pemakai bebek yang baca artikel ini gak lantas malu punya bebek..punya bebek itu gak salah, ente semua adalah korban kegagalan pemerintah. Yang salah itu kalau ente menyalahgunakan si bebek untuk sesuatu yang beresiko mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Lha ente itu sudah korban pemerintah..pake bebek sruntulan lalu celaka, tambah lagi jadi korban kecelakaan..
Semoga keadaan cepat berubah.. Amin!
sumber foto:
googling, blog Mitra, blog Stephen Langitan, maludong.com
Menyukai ini:
Suka Memuat...
RECENT COMMENTS