Sekedar mengamati beberapa update di kelas sport 150 cc yang katanya masuk red ocean. Memang benar bahwa konsumen motor Indonesia masih haus akan motor sport yang pakai fairing karena mayoritas konsumen terdidik oleh tayangan balap motor, MotoGP yang pastinya membuat mereka ingin motor berfairing.. sampai-sampai motor berform factor sport commuter macam CB150 atau Vixion pun dipasangi fairing kathokan.
Produsen pun menangkap keinginan ini, pertama Yamaha dengan menelurkan R 15 yang dipoles sedemikian rupa agar meluncur ke konsumen dengan branding yang manis. Dikomunikasikan sedemikian rupa bahwa inilah motor sport fairing yang pas. Ukurannya pas untuk pengendara Indonesia, harganya pas di 28 juta.
Honda pun tak mau kalah, sebentar lagi meluncurkan CBR 150 rakitan lokal. Seakan kena gebug Yamaha, harga CBR 150 made in Thailand banyak yang terkoreksi. Kabarnya didiskon hingga turun ke harga 28 juta (juga).
Tapi dibalik hingar bingar perang marketing dan branding. Coba lihat dengan jernih beberapa hal miring yang barangkali akan dianggap angin lalu oleh konsumen awam, namun bagi beberapa konsumen kritis dan blogger yang mau kritis dan geli tergelitik, hal miring ini sangat mengganggu. Tak peduli para marketing mencoba berkelit dan memberikan polesan. Coba dilihat:
1. CUMA Yamaha Vixion diberi fairing ++
Kalau diperhatikan, R15 itu kan Vixion diberi fairing dan gear ditambah satu jadi enam percepatan. Kok heboh bener ya. Ya okelah.. para FBY pasti berkata ada fitur baru dsb. Tapi kok ane sempat lihat ada R15 yang dijual di tokobagus.com? Ini artinya R15 bisa jadi wow effectnya kencang di awal saja. Tapi begitu dimiliki dan dicoba..lho kok gitu doang. Mungkin begitu yang ada di benak mereka yang sudah mencoba R15. Intinya.. ada kekecewaan yang datang belakangan karena over-expectation.
2. Helm HJC atau KBC?
Bonus helm yang diberikan dalam paket penjualan R15 ternyata mengundang kontroversi. So, artinya ada yang disembunyikan, tapi tetap ketahuan..he he he.. tapi konsumen awam kan gak peduli. Biarpun misalnya ternyata ketahuan bahwa HJC itu KBC yang dicat jadi HJC.. buat ane sih tetap aja judulnya TIPU-TIPU..
3. CBR 150 rakitan lokal, ono rego ono rupo..
AHM kebakaran jenggot. Setelah datang R15 harga 28 juta..langsung memberi counter attack dengan melokalisasi produksi CBR150. Tapi apa iya nantinya bebas keluhan. Buat ane ungkapan “ono rego ono rupo” itu tetap berlaku. So, kita tunggu aja berita sisi minus si CBR 150 lokal ini.
4. Kok gak turun balapan?
Motor berfairing, ada upgrade racingnya..tapi gak turun balapan.. opo tumon? Malah sibuk one make race aja. Apa karena terhambat SOHC? Silaken didiskusikan deh.. cuma masih heran aja.
Karena situasi dan kondisi ini ane jadi mikir..beli motor yang dibuat “dalam masa perang” di segmen tertentu barangkali bukan pilihan baik. Ada saja sisi minusnya yang disinyalir akibat riset kejar setoran.
Tapi..siapa peduli, fanboys, tim marketing dan branding selalu siap memoles dan meyakinkan konsumen toh. Konsumen awam Indonesia kan masih banyak. Begitu pula konsumen yang jelas melek spek tapi belagak awam karena “kena poles”.
Nah, kalau ente termasuk yang mana?
PS: sengaja gak pakai foto dan gambar biar ente fokus membaca.
RECENT COMMENTS