Waladalah..hari ini ane baca artikelnya Mas Tri dan juga di beberapa media massa yang menyatakan bahwa membeli bahan bakar premium adalah Haram hukumnya. Ini tentu saja berita yang benar-benar meledak diluar fantasi..
Yah, lepas dari haram atau tidaknya..ini masalah social control terhadap individu-individu yang notabene mampu, namun tetap perilakunya secara naluriah comply terhadap hukum Ekonomi..“dengan pengeluaran serendah-rendahnya, dapat hasil yang sebesar-besarnya”.
Urusan bahan bakar, sudah jelas bahwa pemerintah memberikan subsidi kepada jenis premium..Apapun itu, yang namanya subsidi jelas tujuannya untuk meringankan beban. Beban siapa..? Ya beban konsumen yang membeli..Siapakah itu..? Ya jelas..mereka yang secara rutin bergantung kepada jenis bahan bakar termurah ini. Sebut saja namanya “wong cilik”.
Barangkali karena adanya pertimbangan bahwa jikalau saja harga BBM dihantem kromo seharga Pertamax yang naik turun kaya pose Cak Girifumi yang lagi ngupil itu, maka wong cilik akan berteriak..sebagai imbasnya, yang kena ya masyarakat juga. Harga beras naik..tarif angkutan umum naik..dan bisa-bisa harga bakwan jagung kesukaan ane ikutan naik juga…!! Oleh karena itulah barangkali harga premium dikendalikan. Untuk menopang hajat hidup orang banyak..makanya disubsidi.
Nah, lalu bagaimana jika seorang yang bermobil pribadi juga ingin beli premium..? alasannya kan logis juga..“Lha kan saya tiap pagi pakai mobil..jadi wajar dong kalau cari murah..kan ini sifatnya operasional..”. Ini konsekuensi hukum ekonomi. Pak Dinesh Kulkarni, Vice President PT. BAI pun pernah cerita ke ane, bahkan orang kaya raya di India yang hendak beli sebuah yacht (kapal pesiar) pun bertanya..“Berapa nih konsumsi bahan bakarnya per kilometer..?” tak lain karena ongkos operasional adalah komponen pengeluaran yang harus ditekan serendah-rendahnya…!!
Kembali ke urusan dalam negeri, Sekarang pembelian bahan bakar mau diatur dengan cara menyentil kemaluan rasa malu seorang konsumen. Dengan harapan seseorang akan merasa malu jika mengisi mobilnya dengan premium alias bahan bakar bersubsidi.
Kalau sudah begini..ya jadi susah urusannya..Rasa malu seorang manusia tidak selalu berkorelasi dengan hukum ekonomi. Jadi ya jangan heran meskipun ada spanduk “Premium adalah bahan bakar untuk yang tidak mampu”, namun seseorang yang bermobil pribadi tetap nekad mengisi premium. Kasarnya..”persetan mampu atau enggak, yang penting pengeluaran gue bisa murah…”.
Lagipula yang disebut mampu itu kriterianya apaaa..?
Apakah batasnya..? Apakah orang yang mampu beli mobil itu layak disebut mampu..?Lha kalau kredit gimanaa..? Apakah orang yang mampu beli mobil berharga sekian ratus juta mau disebut mampu..? Apakah kriteria mobil mewah itu..? Apakah batas antara orang mampu dan tidak mampu..?
Bukan itu masalahnya..Bukan batas-batas dan taraf ekonomi masyarakat yang seharusnya diberi patok. Namun ketegasan para legislatif dan eksekutif harus lebih berani..!! Masyarakat harus diatur. Seharusnya sejak masuk pom bensin sudah ada loket selektor yang memisahkan kendaraan berdasarkan suitability BBM nya.
Misalnya saja…sebuah Alphard tentulah harus minum Pertamax minimal, meskipun si pengendara mengaku hanyalah supir dari si boss..atau sebuah angkutan umum dan truk pick-up silakan nenggak diesel atau premium. Sedikit hambatan sistem ini paling-paling adanya protes dari pemilik mobil keluaran tahun 90an yang masih oke nenggak premium..“Lha kan saya masih boleh minum oktan 88, mesin lawas nih..lagipula harga mobil ini gak semahal yang lain..”
Yah, kalau menurut opini ane sih tetap saja, kalau bisa menikmati value dan kenikmatan minimum sebuah mobil pribadi yang mana tidak kehujanan, tidak kepanasan dan bisa duduk nyaman..itu sih silakan minum pertamax doong.
Akhirnya..silakan berkaca dan periksa kembali kemaluan rasa malu masing-masing. Lepas dari urusan haram atau tidak..Apakah masih ada atau sudah putus uratnya. Yang penting tahu diri aja deegh…!!
Like this gan 😀
http://yudibatang.wordpress.com/2011/06/28/biker-urakan-pasti-dibenci-masyarakat/
tau diri dan sesuaikan spek motor
hehehe..
kata-kata mampu memang absurd..
btw, hukum ekonomi yang “pengeluaran sekecil2nya mendapatkan keuntungan sebesar2nya” dah kadaluwarsa om..
mobil ane premium, mobil bini shell super.
motor ane shell super semua 🙂 avanza khan mobil rakyat wajar donk isi premium hehehe.. bini pake freed buat anter anak sekolah, kalau ini memang speknya gak boleh premium.
gimana dengan yang didaerah oom Ben?ane pngen pake pertamaxx(sayang motor) tapi jarak spbu yg jualan pertamaxx sekitar 60km,
60km cuman bwat isi BBM?…….astaga*tepok jidat
tergantung kitanya aja mas
Pake RON92 ajah. Mobil saya bukan angkot, motor saya bukan ojek. Bukan soal kompresi, yang penting introspeksi diri, masih layak disebut orang ga mampu atau ngga.
saya belum punya mobil, tapi kalo mobil lawas dengan kompresi rendah apa jkuga harus ikutan make pertamax? bukannya akan mubadzir saja? dan hal yang mubadzir kan berdosa juga……….
Nah..itu dia kang..monggo dishare opininya..
subsidi bbm dicabut lalu dialihkan buat subsidi sembako. Semua menikmati mau yg bemobil, pake motor, atau yg pake onthel/ jalan kaki… Paling yg dapet banyak kaum beruang yg makannya banyak..hihihihi……
dan subsidi pendidikan merupakan keharusan karna pendidikan adalah hak setiap warga negara..pendidikan bukanlah sebuah komoditi yg diperjualbelikan… Bbm murah gak penting
EntE sebagai blogger Emang beda…….
Kalimat pada paragraf terakhir,
Sungguh menggesankan.
Hahahaa…
Like this kang……..!!!!
Kalo bisa hemat, ngapain boros…
keremiummmmmmm
intinya kejujuran,,, titik.
http://otobizz.blogspot.com/2011/06/video-toyota-liva-will-be-introduced-in.html
😆 Qite fair2 an aja ok ? ane siy sebenernya mampu beli bbm non-subsidi aliaz shell super, cuma berhubung harganya 2x lipetnya PreMinum jadi kyknya ga worthed.. beda kalo dulu (th’2009)shell sempet cuma 6000 an/L.. ane selalu isi shell meski motor cuma supera pit.. lah sekarang ??
kudunya PreMinum dinaekin , PreMix alias PrettAmaat diturunin baru dah ane janji ga bakalan isi PreMinum lagii 😆
ane menghayal seandainya PreettAmat udah turun seharga maximal 75%nya dari Preminum (rp.7875) baru dah ane bakal stop isi Preminum.. 😆
ane rasa pemerintah sengaja ga bakalan naekin PreMinum supaya mereka juga bisa nikmatin.. jadi palingan Inflasi bakalan makin tinggi alias harga2 pada naek terus.. 😥 -> klo kyk gini akhirnya rakyat miskin makin miskin, dll
untungnye motor ane ga kolokan2 amat jadi masih pengertian klo dicekokin preminum 😳
ntar klo PreeetttAmat udah turun ampe 7500 an, Preminum dinaekin baru ane ngisi dah 😳
wah gambar bajajnya seharusnya diperbesar…
money speak louder dibandingkan himbauan moral … Sepatutnya sekarang dicari lagi upaya yg lebih efektif soal efisiensi bbm seperti angkutan masal atau memperluas penggunaan bbg..
Bang ben, setau ane mobil yg wajib pake pertamax itu yg keluaran diatas 2006, cmiiw… So di bwh th tsb boleh nenggak premium, jd caranya pas masuk SPBU, petugasnya harus jeli dan tegas dlm melayani konsumen,
setuju… kesadaran diri…
blm ada mahasiswa skripsi, subsidi bbm berapa persen yg tepat sasaran
begitulah, kdang yg punya mobil aslinya orang pas pasan, mobilnya ngredit jdi operasional kudu ditekan. bwt pemerintah silahkan aj premium dihilangkan sxan asalkan negara menjamin rakyat negeri ini mampu membeli pertamax aka rakyat makmur semua, syukur transportasi publik dimajukan..
Iya betul,,, kesadaran aja… kalo lagi ada ya beli pertamax, tp kalo lagi kere nggak apa2 premium…
kalo naik moge harus beli pertamax atau masih boleh premium mas.. hihihi
Ya harus pertamax dong..kompresinya gede gitu loh
Revo 100 ku aja kadang-kadang tak isi pertamax 😀
peringatannya keren gan… “…hanya untuk golongan tidak mampu”
untung gue pake avtur…
ya,itu resiko. urusan mampu ga mampu, anak kecil aja tau. Ato kita buat acara bakti sosial aja, untuk para pemilik plat hitam yg ga mampu beli pertamax…………….
anda benar
Coba pertamax 6000/liter, pasti ane dah ngisi pertamax dan anti premium!
di daerah saya masih banyak mobil pribadi yg pake premium mas 😦